Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Ambon yang Saya Kunyah
Lampungpro.co, 02-Feb-2017

Amiruddin Sormin 1559

Share

Meskipun pulang kampung ke Medan, Sumatera Utara, oleh-olehnya bukan bika medan, tapi bika ambon. Ini oleh-oleh wajib jika kembali dari Medan. Tak tanda rasanya balek dari Medan klo tak tenteng bika ambon Zulaikha di Bandara Soekarno-Hatta. Ini ciri khas penumpang yang dari Medan.

Dimana pun berada, pisang pavorit kita tetap pisang ambon. Ya, walau jauh di ujung timur Indonesia, Ambon amat dekat dengan kita. Siapa tak hafal lagu 'Burung Kakatua' dan tarian poco-poco yang ternyata ampuh untuk kesehatan. Itu semua berlabel Ambon. Semua pernah kita kunyah.

Tak salah jika tahun ini para insan pers memilih Ambon, Provinsi Maluku, sebagai pusat peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2017, 9 Februari mendatang. Perhelatan para pewarta ini sengaja memilih Ambon sebagai bukti Ambon Manise kondusif. Boleh jadi ini sebagai 'penebus kesalahan' pers masa lalu yang turut andil dalam konflik Maluku.

Cobalah baca buku 'Media dan Konflik Ambon'. Buku ini berdasarkan penelitian mengenai konflik dengan berlatar agama yang terjadi antara tahun 19992002. Media yang seharusnya bisa memainkan peran dengan bersikap netral dan dapat menyajikan informasi akurat dan informatif, namun pada konflik Ambon ini hal tersebut tidak berlaku. Pada buku itu dijelaskan bagaimana Suara Maluku dan Ambon Ekspres saling berpihak dan saling berhadapan dalam konflik Maluku.

Semua insan pers tentu tak ingin kasus Suara Maluku dan Ambon Ekspres terulang. Tantangan pers zaman sekarang bukan lagi soal keberpihakan dan independensi tapi bagaimana menghadapi arus informasi yang makin deras melalui media sosial. Satu-satunya fungsi media mainstream sekarang adalah pada fungsi konformasi. Lupakanlah fungsi informasi, hiburan, dan pendidikan. Semuanya berpindah ke media sosial.

Media mainstream harus mawas diri, mengapa media abal-abal dan berita hoax bermunculan. Ini bukan sekedar kemudahan menyebarkan informasi, tapi makin lunturnya kepercayaan terhadap media mainstream. Boleh saja Dewan Pers kemudian akan memberikan barcode ke media yang lolos sertifikasi sebagai pembeda media abal-abal dan penyebar hoax.

Tapi inti sesungguhnya tantangan media sekarang adalah mengembalikan kembali kepercayaan publik. Jangan sampai independensi yang menjadi mahkota terampas oleh ketidaknetralan media. Semoga kehadiran insan pers dari seluruh Indonesia ke Maluku 6-10 Februari 2017, bisa bercermin pada kasus Suara Maluku dan Ambon Ekspress. Sampai jumpa di Ambon Manise...

Tabik punnnn...

#


Amiruddin Sormin
Wartawan Utama

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya

Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved