BANDAR LAMPUNG (Lampro): Magnet Pulau Dewata Bali masih menjadi daya tarik utama berwisata warga Lampung selama 2016. Jumlah warga Lampung yang bepergian ke Bali mencapai 2.000 per bulan.

"Secara kultur Bali dan Lampung memang dekat, karena warga Bali terbesar di luar Bali ada di Lampung. Ini salah satu faktor. Tetapi yang berwisata ke sana bukan hanya warga Bali yang di Lampung, tetapi merata," kata Ketua Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) Provinsi Lampung Arizo Fhasha, di Bandar Lampung, Sabtu (21/1/2017).

Tingginya minat warga Lampung ke Bali, menurut pemilik PT Tampia Jogja Tours and Travel itu, juga karena atraksi fasilitasnya. Puncak bepergian warga Lampung ke Bali, menurut Arizo, terjadi mulai Juni hingga Desember. Rata-rata menginap mencapai tiga hari. Hampir seluruh destinasi wisata di Bali menjadi favorit, terutama Pantai Kuta dan Legian.

Setelah Bali, tujuan utama warga Lampung berikutnya adalah ke Yogyakarta dengan angka kunjungan rata-rata 1.000. Provinsi DKI Jakarta menempati urutan ketiga destinasi warga Lampung. "Tingginya kunjungan ke Yogyakarta juga banyak dipengaruhi faktor budaya. Banyak warga Lampung yang menyekolahkan anaknya ke Yogya," kata Arizho.

Pengeluaran belanja warga Lampung di Bali, menurut Sekretaris ASITA Lampung Adi Santoso, juga terbilang tinggi. Rata-rata setiap belanja oleh-oleh mencapai Rp2,5 juta--Rp3 juta. Sedangkan hotel yang dipakai rata-rata bintang tiga. Sejumlah toko souvenir di Bali, kata Adi, bahkan hafal dengan kesukaan warga Lampung bernyanyi. "Biasanya kalau ada rombongan Lampung belanja, disediakan organ tunggal, karena mereka tahu kesukaan wisatawan Lampung," kata Adi.

Hubungan erat antara pelaku bisnis wisata Bali dan Lampung, kata Adi, terbina sejak lama. Saling kunjung antar pengurus berlangsung setiap tahun. Bahkan di 2017 ini ada dua kali misi dagang antara pelaku bisnis pariwisata. "Rencananya, April mendatang sebanyak 20 pengusaha pariwisata Lampung diundang ke Bali," kata Adi Santoso. (R1)