Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Bangga Cabai Merah Nyelip di Gigi
Lampungpro.co, 10-Jan-2017

Amiruddin Sormin 1602

Share

Cabai merah, cabai rawit, dan segala jenis cabai ternyata bisa bikin bangga. Jika sebelumnya ada sisa cabai merah menempel di gigi bikin malu, kini justru jadi bangga. Itu artinya, baru saja menyantap bumbu paling mahal saat ini. Bahkan lebih mahal dari makanan utama yang dimasak.

Setiap kenaikan harga komoditas, kita selalu bertanya, apa tidak antisipasi. Bukankah budidaya cabai ada sejak zaman kuda gigit besi. Bukankah siklus musim berlangsung sejak bumi dan planet ini tercipta. Jadi, terasa aneh kalau musim hujan kemudian dijadikan kambing hitam.

Naik turun harga adalah langgam perdagangan. Tapi lain cerita kalau kenaikannya drastis, sehingga yang terjadi bukan kenaikan, tapi pindah harga. Langgam dunia perdagangan yang mengalir pun terasa tak lazim. Selain persoalan siklus budidaya, tak salah jika pikiran liar kita kemudian merambah kemana-mana akibat tersengat cabai ini.

Pikiran liar tentu paling mengarah kepada tata niaga. Siapa pengendali harga dan siapa mafianya. Pasalnya, merujuk pada berbagai data yang dirilis pemerintah, di Provinsi Lampung misalnya, produksi cabai dilaporkan selalu surplus. Pertanyaannya kemudian, siapa penikmat pindah harga tersebut. Apakah petani atau mafia?

Lagi-lagi kita sering dibikin terhenyak, karena petani tidak menikmatinya. Petani yang notabene produsen, sama sekali tidak punya kekuatan mengontrol harga. Itu paradoks dunia pertanian yang belum terselesaikan saat ini. Sampai kapan pun negara ini bakal terpuruk kalau paradoks itu tak terselesaikan.

Kedaulatan pangan yang didengung-degungkan sebagai pengganti ketahanan pangan, kini terseok-seok. Kita mengapresiasi sejumlah langkah yang akan diambil pemerintah merapikan tata niaga, seperti menunjuk Perusahan Perdagangan Indonesia (PPI) terlibat dalam distribusi cabai.

Kita memang harus memberdayakan petani dan pertanian. Jangan sampai kenaikan harga cabai dan komoditas lain jadi mainan para mafia dan menjadikannya password pembuka keran impor. Negara harus menang dalam setiap pertempuran melawan mafia kebutuhan rakyat. Jika tidak, jargon negara hadr dalam setiap sendi kehidupan rakyat, cuma macan ompong. Tabik puunnn....

Amiruddin Sormin
(Wartawan Utama)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
TPA Sampah Bakung Disegel, Pemkot Bandar Lampung...

Pemkot Bandar Lampung tak perlu cari TPA baru sebagai...

329


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved