Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Dukung Kemenpar, Kemendes PDTT Bangun Lebih dari 5 Ribu Homestay Tahun Ini
Lampungpro.co, 22-May-2017

951

Share

JAKARTA (Lampungpro.com)-Program Homestay Desa Wisata yang digulirkan oleh Kementerian pariwisata (Kemenpar) mendapat dukungan penuh dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Penegasan ini disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendes PDTT Anwar Sanusi saat menyampaikan paparannya di Rakornas II Pariwisata membahas Homestay Desa Wisata di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (18/5) lalu.

"Dari 1902 desa, atau asumsikan 2000 desa yang memiliki potensi desa wisata itu, jika tiap desa rata-rata membangun lima homestay saja, maka dari Kemendes sudah turut membangun lebih dari lima ribu homestay. Ini belum dari kementerian dan lembaga lainnya. Jadi target 20 ribu homestay bukan sebuah ilusi, bukan target yang ambisius," ujar Anwar Sanusi yang langsung disambut dengan tepuk tangan riuh oleh sekitar 1000 peserta Rakornas itu.

Saat ini, jumlah desa yang berpotensi dibangun menjadi desa wisata ternyata sangat banyak. Untuk kategori desa wisata bahari, jumlahnya mencapai 787 desa. Kategori Desa Wisata Sungai, jumlahnya mencapai 576. Desa Wisata Irigasi, angkanya menembus 165 dan Desa Wisata Danau, jumlahnya mencapai 374.

"Mengenai anggarannya darimana untuk membangun homestay, pendanaannya nanti bisa dari dana desa. Berapa anggarannya, itu nantinya desa yang akan menentukan. Karena dana desa itu memberikan kewenangan desa untuk menentukan sendiri anggarannya. Jadi, kita bisa mengarahkan desa-desa yang memiliki potensi itu untuk menjadi Desa Wisata," ujar Anwar yang dipercaya Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo itu.

Anwar menambahkan, jika anggaran Kemendes PDTT tahun depan disetujui naik dua kali lipat menjadi Rp 120 triliun dari Rp 60 triliun pada tahun ini, maka kemungkinan besar tahun depan pembangunan homestay akan lebih banyak lagi. Minimal dua kali lipat dari yang bisa dilakukan tahun ini.

"Namun dibutuhkan pengelolaan secara korporasi bisa melalui BUMDes atau lainnya agar pembangunan homestay ini benar-benar memberikan dampak ekonomi pada desa-desa yang memiliki potensi tersebut," kata Anwar.

"Jadi kita yang membangun homestaynya. Sedangkan Kementerian Pariwisata yang akan turut membantu pemasarannya. Ini adalah kolaborasi yang pas. Desa dan pariwisata bersinergi membangun Desa Wisata," kata Anwar.

Anwar menambahkan, dana desa itu memang kewenangan mutlak masyarakat desa, namun demikian harus ada semacam rambu-rambu koridor yang digunakan sebagai alat memantau penggunaan dana.

"Prioritas penggunaan dana desa, ada semacam pergeseran, dua tahun pertama menyangkut kesiapan atau membangun infrastruktur. Namun bagi desa-desa yang memang memiliki potensi wisata, dana tersebut boleh digunakan untuk membangun infrastruktur untuk mendukung wisatanya, termasuk homestay," kata Anwar.

Lebih anjut, Anwar mengatakan, untuk menjadikan sebuah desa wisata dapat berkembang tersebut diperlukan keterlibatan berbagai pihak. Karena itu, Kemendes PDTT telah membentuk taskforce dengan melibatkan Kementerian Pariwisata dan Kepala Daerah di sejumah kabupaten.

Kolaborasi Desa Wisata itu menurut Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, bisa dengan cepat direalisasikan, karena target kunjungan wisman ke tanah air terus menanjak tajam. Berharap amenitas dari industri yang tidak akan cukup waktu.

"Membangun hotel dan resort kelas dunia, itu butuh waktu lama, lima tahun belum tentu jadi. Tapi membangun homestay, enam bulan sudah cukup. Karena itu secara paralel, program pemberdayaan desa menjadi desa wisata itu akan sangat cantik," kata Menpar Arief Yahya.

Menpar Arief Yahya menambahkan, Desa Wisata sangat bisa dikembangkan potensinya bisa diambil dari desa-desa yang berada di 10 Bali Baru, atau 10 Top Destinasi. Dari Danau Toba Sumut, Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu Jakarta, Borobudur Jateng, Bromo Tengger Semeru (BTS) Jatim, Mandalika Lombok NTB, Labuan Bajo Komodo NTT, Wakatobi Sultra dan Morotai Maltara, bisa dipetakan untuk disulap menjadi Desa Wisata.

Ketika Desa Wisata itu sudah siap jual, janjut Mempar Arief Yahya, akan langsung dipromosikan, lalu selling platform-nya juga dimasukkan dalam Digital Market Place (DMP).

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Pilgub Lampung, Peruntungan Arinal Djunaidi Berhenti di...

Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...

1745


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved