Masalah yang dihadapi Eva Dwiana pasca meneruskan kepemimpinan suaminya Herman HN selama dua periode, sebenarnya agak berkurang. Masalah kemacetan, walau tak benar-benar bebas macet sudah diatasi dengan pembangunan 11 flyover dan satu underpass. Tinggal masalah sampah dan banjir yang mestinya dituntaskan oleh Eva Dwiana, sebagai pelanjut Herman HN.
Andai saja, Eva Dwiana fokus mengatasi banjir dengan konsep brilian dan mencontoh kota-kota lain yang punya konsep, Eva akan dikenang sebagai wali kota penuntas banjir. Ini tiket berharga baginya untuk lanjut ke periode kedua memimpin Bandar Lampung.
Dari sisi kelembagaan, seharusnya dengan kondisi banjir yang melanda sebagian wilayah Bandar Lampung, sudah layak dibentuk lembaga setingkat badan, misalnya. Tak cukup hanya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Lebih spesifik lagi Badan Penanggulanan Banjir Bandar Lampung.
Badan inilah yang mengkaji setiap permasalahan di tiap titik banjir dan memberikan solusi kepada Wali Kota. Pasalnya, masalah banjir ini, menyangkut banyak hal yang tak mungkin diselesaikan BPBD, yang personilnya lebih banyak dilatih mengatasi kebakaran ketimbang banjir.
Masalah itu antara lain mulai dari hilangnya daerah tangkapan air (cathment area), berkurangnya vegetasi, sampah, dan penyempitan daerah aliran sungai. Kemudian, masalah infrastruktur yang harus dibangun dan ditata untuk mengatasi banjir.
Setiap wilayah di delapan titik banjir itu memiliki karakteristik banjir masing-masing sehingga solusinya juga berbeda. Ada yang karena banjir kiriman seperti di Rajabasa. Ada juga karena infrastruktur gorong-gorong atau saluran air yang tak mampu menampung debit air.
Tapi dari berbagai masalah itu, paling tidak ada dua benang merah yang dapat dijadikan solusi mengatasi banjir. Pertama, dengan membangun kanal banjir yang melintasi daerah-daerah rawan banjir, sehinga mampu menampung debit air lebih banyak.
Kanal banjir ini bisa dibangun baru atau menjadikan sungai yang ada sekarang menjadi kanal banjir dengan cara memperdalam dan memperlebarnya. Ini bisa dilakukan dengan bekerja sama dengan Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji Sekampung.
Solusi kedua, menyediakan pompa air banjir dengan membentuk satuan di bawah kendali Badan Penanggulangan Banjir. Pompa air ini seperti mobil pemadam kebakaran, yang sewaktu-waktu diterjunkan ke daerah rawan banjir, untuk memompa air keluar dari pemukiman warga.
Paling tidak, setiap kecamatan langganan banjir harus ada minimal dua mobil pompa air banjir disiagakan. Pemkot Bandar Lampung bisa belajar hal ini ke kota-kota besar yang sudah memakai pompa air banjir, seperti Jakarta dan Tangerang.
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban banjir, saya akan memilih siapa pun yang sanggup mengatasi banjir dan punya program brilian mengatasinya. Saya tunggu!
Salam,
Amiruddin Sormin
Wartawan Utama
Kabid Sistem Informasi dan Komunikasi Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Provinsi Lampung
Berikan Komentar
Anonymous
1
Anonymous
Jg TDK lupa semua sampah ...kotoran yg ada di sungai jd dibersihkan ...spy airnya bersih ..lancar ngalirnya ..sehingga TDK terjadi banjir ..Itu saja SOLUSI nya ...
Anonymous
Dievaluasi yaa klo jd walikota kinerjanya apa sdh bekerja dg BAIIK & PRODUKTIV ... Introspeksi harus itu ... Acara Car free day ,,,jalan sehat semua baiik ...lbh baiik lg & lbh produktiv warga masyarakat dilibatkan utk bersih2 irigasi Trotoar seluruh kota Bandar Lampung ...
Anonymous
Jadi kerjanya Walikota ,,dinas PU ,,dinas kebersihan ,,Camat ,,lurah yg nota bene yg di gaji dari uang RAKYAT selama ini kerjanya TDK maksimal / kerjanya ngapain saja ...urus air dibawah Trotoar saja gak prnh dikerjakan secara rutin ..padahal itu yg utama utk spy TDK banjir ...
Anonymous
Gmn TDK banjir ...gak prnh ada SOLUSI yg tepat mengatasi banjir itu Trigger / PENYEBAB nya apa yaaaa... ** Semua irigasi ,,,Siring dibawah Trotoar seluruh kota Bandar Lampung TDK prnh dibersihkan kotorannya / sampahnya secara tuntas ...bahkan airnya seperti comberan / menimbulkan bau tdk Sedaap ...
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4120
Lampung Selatan
1262
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia