BANYUWANGI (Lampungpro.com)-Banyuwangi tak henti-henti memoles daerahnya agar menjadi daya tarik bagi wisatawan datang berkunjung. Tak hanya destinasi wisata, namun keberadaan amenitas juga dimaksimalkan. Rencananya�pada 21 Juni 2017, akan ada soft launching hotel bintang empat�eL Royale Hotel and Resort di�daerah yang dijuluki Sunrise of Java itu.
Menpar Arief Yahya mengatakan, pertumbuhan ekonomi Banyuwangi yang sangat pesat. Itu kemudian membuat banyak pihak berminat untuk berinvestasi. Pariwisatanya juga makin terlihat seksi, G Land, Blue Fire, wisata underwater Bangsring, namanya kian familiar di telinga wisatawan.
"Banyuwangi kini telah menjadi satu di antara tujuan wisatawa utama. Kebutuhan akan kamar hotel terus meningkat, seperti di masa liburan akhir tahun 2016 lalu, Banyuwangi mengalami lonjakan wisatawan yang luar biasa. Okupansi hotel-hotel di Banyuwangi mencapai seratus persen. Bahkan banyak wisatawan yang tidak kebagian kamar hotel," kata Arief Yahya.
Menteri yang juga berasal dari Banyuwangi ini menjelaskan, kebutuhan investasi bidang pariwisata sampai tahun 2019 yaitu 120.000 hotel rooms, 15.000 restoran, 100 taman rekreasi, 100 operator diving, 100 marina dan infrastruktur pariwisata lainnya.
Nah, melihat realita itu, dia pun menyambut baik dukungan swasta dalam penyediaan amenitas pariwisata. Kehadiran eL Royale Hotel and Resort di Banyuwangi, menurutnya akan sangat mendukung penyediaan akomodasi pariwisata.
General Manager Iwan Sumantri menambahkan, eL Royale Hotel and Resort nantinya akan hadir di Jalan Raya Banyuwangi-Jember KM 7, Dadapan, Kecamatan Kabat, Banyuwangi.
Saat soft opening nanti 21 Juli, eL Royale Hotel and Resort menyediakan 108 kamar dan enam vila. eL Royal Hotel and Resort juga memiliki beberapa fasilitas pendukung seperti kolam renang untuk dewasa dan anak, spa, gym serta ballroom dan meeting room.
"Sedangkan mulai tahun depan bertambah lagi menjadi 152 kamar, satu ballrom berkapasitas seribu orang, dan enam meeting room yang masing-masing berkapasitas 700 orang," ujar Iwan Sumantri.
Desainnya? Dijamin elegan. Nuansa Banyuwangi akan langsung terasa. Lobi hotel dibuat mirip Pendapa Sabha Swagatha Banyuwangi yang memiliki empat pilar utama. Keramik lantai dipesan khusus bermotif gajah uling, motif khas milik Banyuwangi.
Sementara, atap hotel mengadopsi atap rumah Suku Using, suku asli Banyuwangi. Di depan hotel akan dibangun patung gandrung. Ruang-ruang yang ada di hotel, diberi nama yang identik dengan Banyuwangi.
"Seperti Ijen Restaurant, Using Room, gandrung lounge, dan lainnya. Pintu gerbang juga menggambarkan gerbang Majapahit, karena Kerajaan Blambangan juga berkaitan dengan Kerajaan Majapahit," kata�Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.�
Dia mengatakan, berdirinya eL Royal Hotel and Resort ini agar bisa mengimbangi kebutuhan penginapan bagi pengunjung yang datang ke Banyuwangi. Terutama setelah banyak penerbangan dari Jakarta terbang ke Banyuwangi langsung.
Dia pun mengaku puas dengan suasana Banyuwangi di sana. Begitu tamu masuk, langsung disambut musik gandrung, lalu masuk lebih dalam lagi suasananya seperti alam Ijen.
"Ini menjadi kampanye kebudayaan Banyuwangi. Ternyata bangunan yang mengakomodir kekayaan budaya Banyuwangi bisa hebat meskipun tak harus dalam bentuk gedung-gedung bertingkat di kota besar," kata dia. (*)
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4141
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia