Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Kemenpar Mulai Genjot Ekosistem Bisnis Pariwisata di Crossborder Pontianak
Lampungpro.co, 20-Apr-2017

893

Share

PONTIANAK (Lampungpro.com)-Kawasan Crossborder menjadi lokasi yang di bidik Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya untuk dikembangkan. Untuk itu dirinya terus mempersiapkan ekosistem pariwisata di daerah tersebut agar atmosfer bisnis berbasis wisata tumbuh berkembang sejalan dengan pertumbuhan jumlah wisman yang masuk melalui daerah perbatasan itu.�

"Saya Ingin agar berbagai event Wonderful Indonesia Festival di Aruk, Sambas, Entikong dan banyak lokasi lain di perbatasan Kalimantan-Serawak, bertumbuh bisnis pariwisata dan sustainable, salah satunya dilakukan di Pontianak, Kalbar," kata Arief Yahya.

Focus Group Discussion (FGD) pun dibuat Kemenpar untuk Penyusunan Strategi Pemasaran Crossborder di Pontianak, 19-21 April 2017. "Dalam bisnis, 3S yang harus dilihat�Size, Sustainable dan Spread. Crossborder bisa masuk ketiga kategori itu," kata Arief Yahya.

Karena ingin mendapatkan hasil maksimal, seluruh unsur Pentahelix ikut dilibatkan dalam FGD ini. Instansi atau lembaga, pelaku industri atau bisnis, asosiasi, akademisi, komunitas, serta media, semuanya diundang datang ke Pontianak. Semuanya diajak berdiskusi merumuskan ide dan gagasan dalam membangun pariwisata di wilayah perbatasan Kalimantan Barat.

Total pesertanya ada 52 orang, tutur Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Esthy Reko Astuti, yang didampingi Plt Asdep Strategi Nusantara, Hariyanto, Selasa (18/4) lalu.

Rumus ABCGM ala Menpar Arief Yahya masih konstan digunakan. Dari akedemisi, ada Rektor Universitas Tanjung Pura yang hadir di tengah acara. Kalangan Business diwakili maskapai penerbangan Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Lion Group, Citilink, Kalstar. Selain itu, ada juga Asosiasi HPI, INCCA, ASITA dan PHRI.

Community-nya melibatkan blogger dan pemerhati pariwisata Kepulauan Riau. Government-nya diwakili Dinas Pariwisata Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat serta perwakilan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Provinsi Kalimantan Utara, Imigrasi kelas II Entikong, BPS kota Pontianak, BAPPEDA kota Pontianak, Kadin kota Pontianak dan Polda Metro Jaya. Satunya lagi datang dari media nasional. Lima unsur ini yang kami giring menjadi kompak, saling support dan membangun iklim crossborder tourism yang kondusif, ujarnya.

Dan perekat yang disiapkan adalah jurus Win Way Champions (WWC). Semuanya akan ditularkan sejumlah narasumber sebagai motivator antara lain Plt. Asdep Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Hariyanto, Budi Riyanto Binol (Ogilvy Public Relation) dan Surya Yuga (Praktisi Bidang Kepariwisataan).

Ke depannya kita harus bisa mengalahkan atau minimal menyamai Malaysia dan Thailand. Kita harus jadi pemenangnya, menjadi yang terbaik dengan budaya solid, speed dan smart, kata Esthy.

Strategi menggaet wisatawan dari wilayah crossborder ini ikut dikomentari Menpar Arief Yahya. Dia tak ingin cepat puas setelah menggaet 3,6 persen kunjungan wisman dari wilayah perbatasan. Hal yang diincarnya, crossborder area semakin hidup dan menjadi destinasi yang ramai dikunjungi wisatawan mancanegara (wisman).

"Silakan belajar dari banyak negara di Eropa yang maju karena crossborder. Prancis dan Spanyol hebat mengelola crossborder tourism sebagai sebagai pendulang devisa. Malaysia juga, untuk market travellers Singapore," ujarnya.

Kebetulan, Kalimantan Barat sendiri mempunyai enam crossborder area. Dari mulai Sambas (Paloh dan Sajingan Barat), Bengkayang (Siding dan Jagoi Babang), Sintang (Ketunggu Hulu dan Ketunggu Tengah), Kapuas Hulu (Puring Kencana dan Dabau) dan Sanggau (Entikong dan Sekayam). Modal ini, diyakini bisa mendongkrak angka kunjungan wisman melalui wilayah perbatasan.

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Lampung Dipimpin Mirza-Jihan: Selamat Bertugas, "Mulai dari...

Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...

20543


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved