KOTA BATU (Lampungpro.com)-Potensi Pariwisata memang tengah digalakan oleh Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dan dirinya terus mengingatkan para Gubernur, Bupati, Walikota di tanah air agar pintar-pintar dalam menentukan portofolio bisnis daerahnya. Hal itu untuk menunjukan apa yang menjadi karakter sebuah daerah yang bisa ditunjukan kepada dunia.
Tak hanya itu, dorongan dari Presiden Joko Widodo untuk terus mengedepankan Pariwisata juga menjadi salah satu sebab agar Indonesia bisa maju dan mengejar reputasi juara Dunia.
Bali sudah membuktikan, jadi destinasi nomor satu dunia. Bahkan yang mengumumkan dan memilih adalah travellers di laman milik TripAdvisor. Website yang paling terpercaya untuk tourism community.
Melihat hal itu, Kota Batu, Jawa Timur tampaknya mulai berpikir pariwisata. Lokasinya, memang sudah mendukung sejak zaman penjajahan Belanda. Mulai dari wisata alam sampai dengan wisata buatan tersaji di Kota Batu. Belum lagi wisata kulinernya dan wisata petik apel yang sudah sangat terkenal itu.
Dinginnya Kota Batu, membawa suasana baru bagi para wisatawan. Pantas saja meneer Belanda di masa lalu menyebutnya sebagai De Kleine Zwitserland atau Swiss Kecil di Pulau Jawa.
Itulah sebabnya promosi demi promosi wisatanya mulai digencarkan. Bahkan juga promo wisata ke Malaysia, Maret 2017 lalu. Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu juga akan mengikuti pameran bertajuk Road Show Pariwisata Budaya di Lombok, 18 Mei mendatang.
Hal ini dilakukan untuk memperkuat citra Kota Apel ini sebagai kota wisata dan pertanian organik. Terutama, dalam mengenalkan wisata budaya.
Jumlah wisatawan yang berkunjung ke kota dingin ini terus naik tiap tahun. Pada 2015 lalu, jumlah kunjungan wisatawan mencapai 3,9 juta orang. Pada tahun 2016, naik menjadi 4,2 juta orang.
Sedangkan, tahun ini, ditargetkan bisa naik sekitar 10 persen dari tahun lalu. Selain itu, Disparta kini sedang gencar sosialisasi dan inventarisasi potensi wisata budaya di 24 desa atau kelurahan. Termasuk bakal membuat pertunjukan seni dan budaya untuk wisatawan di Gedung Kesenian Kota Batu.
Dengan ini, disparta berharap, wisatawan bisa punya lebih banyak pilihan tempat wisata alternatif. Sinal menambahkan, kegiatan di Lombok tersebut sebenarnya untuk Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi).
Lebih lanjut, seniman yang ikut ke Lombok bakal menampilkan berbagai seni dan budaya asal Kota Batu, seperti bantengan. Sehingga, potensi wisata budaya di Batu pun lebih dikenal masyarakat, terutama wisatawan luar kota.
Dalam waktu dekat, Disparta bakal mengadakan pertemuan dengan Dewan Kesenian Kota Batu (DKKB) sekitar akhir April mendatang. Hal ini dilakukan untuk membicarakan konsep dan apa yang akan ditampilkan dalam acara nanti.
Jumlah total yang ikut, masih kata Sinal, sekitar 30 orang. Jumlah ini terdiri dari seniman, perwakilan pelaku usaha bidang pariwisata dan tim disparta sendiri. Sedangkan, anggaran untuk kegiatan itu mencapai Rp 225 juta.
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1598
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia