Kepri menjadi fokus Menpar Arief untuk terus dikembangkan. Hal iut bukan tanpa sebab, pertama, Kepri ini top three wisman terbesar di Indonesia dengan persentase 20 persen, setelah Bali 40 persen dan Jakarta 30 persen. "Kedua, Kepri sudah ditetapkan sebagai Gerbang Wisata Bahari Indonesia, karena posisi geografis yang dekat dengan Singapore dan riilnya wisatawan yacht atau perahu wisata itu masuk dari sana," ujar Menteri Arief.
Ketiga, Kepri juga masuk dalam program crossborder, karena penyeberangan ke Batam, Bintan, Tanjung Balai Karimun, sangat dekat dan cepat. Akses penyeberangan juga semakin banyak. "Karena itu akan banyak events internasional di Kepri untuk menghidupkan industri pariwisata di sana," ujar Arief Yahya.
Kepri, lanjut Arief, juga destinasi yang paling cepat untuk membuat program kerjasama regional Negara-Negara Asia Tenggara, dengan dibungkus dengan Visit ASEAN@50. Program bersama, setelah kesepakatan dalam ASEAN Tourism Forum (ATF) pada Januari 2017 diluncurkan di Singapore.
Karena itu, Menpar Arief Yahya setuju ketika diminta memberi arah Kepri ke depan, agar sama dan seiring dengan target-target besar Kemenpar. Juga inline dengan apa yang dimaui Presiden Joko Widodo akan core economy bangsa Indonesia ke depan.
"Beliau sudah menetapkan DNA Indonesia yang bisa bersaing di global level hanya ada di pariwisata. Paling enak, mudah, ikut sama arah yang sedang dituju presiden, karena pasti sejalan," ujar Menteri Arief.
Di depan Gubernur Kepri Nurdin Basyirun dan seluruh kepala dinas di provinsi itu, Arief Yahya memaparkan mengapa Kepri harus menjadi pariwisata. "Pertama, trend pariwisata terus meningkat dalam lima tahun terakhir dan melejit dalam dua tahun terkhir ini. Datanya bisa dilihat," kata Arief.
Sebaliknya, oil and gas (minyak dan gas bumi), coal (batu bara), kelapa sawit (CPO) terus menurun, sehingga diperkirakan 2019, pariwisata sudah menjadi penyumbang devisa terbesar di Indonesia. "Ini penting. Riau saja, yang selama ini penghasil minyak mentah terbesar di Indonesia, sekarang sudah mulai switch ke pariwisata. Kepri sudah punya potensi dan lebih dekat dari Singapore," ujarnya.
Alasan lain, Arief Yahya mengajak flash back di revolusi industri, mengingat kembali pikiran-pikiran Alvin Toffler. Dia membagi revolusi ke dalam tiga fase gelombang yakni agriculture, manufacture, teknologi informasi, saat ini ada sudah masuk ke era cultural industry. "Pariwisata ada di gelombang ke empat, yakni cultural industry atau creative industry," kata Arief Yahya.
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4128
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia