Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Naik 15,54%, Wisatawan Mancanegara 2016 Tembus 12 Juta
Lampungpro.co, 16-Feb-2017

Lukman Hakim 840

Share

JAKARTA (Lampungpro.com): Ekosistem pariwisata Indonesia semakin menjanjikan. Industri yang bergerak di sektor ini semakin optimistik. Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) periode Januari-Desember 2016 yang dicatat Kementerian Pariwisata RI, naik 15,54% dan menembus angka 12,023 juta inbound, atau 23 ribu.

Angka itu di atas target yang disusun menuju roadmap 20 juta wisman di ujung tahun 2019 nanti. Angka 12,023 juta itu didapat dari 11.519.275 wisman yang dilaporkan secara resmi oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Jumlah itu ditambah dengan ekstrapolasi dari JanuariSeptember 2016, sejumlah 504.696 wisman yang belum dimasukkan.

Kepala BPS Kecuk Suharyanto mengkonfirmasi dan menyebut 4,2%, yang tidak dimasukkan karena tidak boleh backcasting oleh Forum Masyarakat Statistik (FMS).

BPS sebenarnya sudah setuju dengan ekstrapolasi Januari-September 2016 sebesar 504 ribu (4,2%) itu, dan sudah dipresentasikan di depan Forum Masyarakat Statistik  Februari 2017. Hanya saja FMS belum merekomendasi angka 504 ribu itu untuk dimasukkan. Tetapi BPS maupun FMS mempersilakan Kemenpar menggunakan angka riil 12,023 juta itu kepentingan pariwisata, kata I Gde Pitana, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Mancanegara Kemenpar.

Untuk membuat evaluasi, mengambil keputusan cepat, merumuskan perencanaan, dan menyampaikan data ke industri yang bergerak di sektor pariwisata, Kemenpar menggunakan angka 12.023 juta. Menurut I Gde Pitana, data ekstrapolasi 504 ribu sangat valid, bahkan sulit dibantah, karena dihitung dengan menggunakan teknologi Big Data-Mobile Positioning Data (MPD).

MPD itu hanya untuk menghitung 19 kabupaten, 46 kecamatan, tahun 2016 di crossborder area, atau PLB Pos Lintas Batas, yang belum ada Tempat Pemeriksaan Imigrasi. Selama ini, daerah perbatasan yang non-TPI ini dilakukan survei, mengambil sampling selama beberapa hari, untuk memotret satu tahun.

Teknologi MPD ini sudah tidak lagi menggunakan metode survei. Tapi, sudah sama dengan sensus, semua orang yang keluar masuk melewati batas wilayah itu, langsung ter-record oleh mesin, kata I Gde Pitana.

Pitono juga menjelaskan daerah perbatasan itu menjadi bahan perdebatan.Karena, selama 2016 Kemenpar memang menggarap crossborder area tersebut. Seperti dengan berbagai Festival Wonderful Indonesia di Aruk, Entikong, Skow, Merauke, Jayapura dan Atambua. Ini sejalan dengan program Pak Presiden Joko Widodo yang menginginkan daerah terdepan itu lebih berdaya secara ekonomi. Dan berbagai kegiatan festival pariwisata itu disambut antusias masyarakat perbatasan dan wisman negara tetangga, ungkap I Gde Pitana. (*/PRO2)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya

Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved