Anasrullah, Kepala Kominfo Lampung Selatan, menilai keberhasilan Padi Biosalin sebagai langkah cerdas dalam memanfaatkan lahan pesisir yang selama ini dianggap tidak potensial. Menurutnya, program ini memberikan solusi nyata bagi petani di kawasan pantai, di mana sumber air tawar seringkali terbatas, terutama di musim kemarau.
“Dengan teknologi ini, petani bisa tetap bercocok tanam meski menggunakan air laut,” tambahnya.
Inovasi pertanian adaptif seperti Padi Biosalin juga dianggap sebagai jawaban terhadap tantangan perubahan iklim dan keterbatasan sumber daya alam yang dihadapi petani. Ini membuka peluang baru untuk meningkatkan ekonomi masyarakat setempat, sekaligus memperkuat ketahanan pangan di daerah tersebut.
Sigit Apriyanto, Direktur Riset UIM, menambahkan bahwa pengembangan Padi Biosalin di lahan bekas tambak ini menjadi langkah strategis menuju pertanian berkelanjutan.
“Selain meningkatkan produktivitas, program ini juga memperkuat kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan sektor swasta dalam membangun ekosistem pertanian yang berdaya saing tinggi,” jelasnya.
Dengan hasil yang menjanjikan, program Padi Biosalin diharapkan dapat menjadi model pertanian adaptif yang tidak hanya bermanfaat bagi petani di Lampung Selatan, tetapi juga dapat diterapkan di daerah pesisir lainnya untuk memperkuat ketahanan pangan dan mendorong pertanian yang berkelanjutan. (***)
Editor : Sandy,
Berikan Komentar
575
25-Oct-2025
620
25-Oct-2025
597
25-Oct-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia