Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Pelajaran Toleransi dan Kerukunan Harus Diajarkan Sejak Dini
Lampungpro.co, 06-Jun-2017

Lukman Hakim 956

Share

TEMANGGUNG (Lampungpro.com): Pelajaran toleransi dan kerukunan harus diajarkan sejak dini pada anak-anak. "Sudah saatnya pelajaran moral, toleransi dan kerukunan dikembalikan ke sekolah agar anak-anak kembali belajar tentang nilai-nilai tersebut," kata istri mendiang mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Shinta Nuriyah, usai berbuka puasa bersama di Masjid Roudlotul Jannah Desa Badran, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung, Senin (5/6/2017).

Selain di sekolah, kata dia, keluarga juga punya peran yang penting dalam membentuk karakter dan moral anak. Nilai-nilai moral perlu digaungkan kembali melalui berbagai perkumpulan di lingkungan seperti PKK. Dalam ceramahnya, Shinta mengatakan puasa wajib dilakukan setahun sekali pada bulan Ramadan.

Ia mengatakan puasa mengandung ajaran-ajaran tentang moral dan budi pekerti yang luhur dan pengendalian. "Ajaran moral karena puasa mengajarkan kepada kita tentang kesabaran, kejujuran, keadilan, saling menghargai, saling menghormati, saling tolong, tidak bergunjing, tidak saling bertengkar, tidak suka marah, tidak korupsi," kata dia.

Ia menuturkan kalau berpuasa dan mengamalkan semua ajaran dalam puasa, maka puasanya tidak hanya diterima oleh Allah SWT, tetapi juga mendapatkan pahala. "Lebih dari itu bapak ibu sekalian bisa menjaga, merawat, membela, dan mempertahankan negara yang kita cintai, karena NKRI harga mati," kata Shinta.

Sementara itu, Kapolres Temanggung AKBP Maesa Soegriwa mengatakan agar tidak mudah terasuki paham radikal dan intoleran. Anak-anak perlu diberi ruang untuk berkumpul dan aktif dalam berbagai kegiatan positif, seperti sepak bola, Pramuka, dan lainnya.

"Jika hanya disuruh belajar dan mengikuti berbagai les saja memang anak-anak pintar dalam pelajaran. Namun, mereka akan mudah diajak untuk terlibat dalam kegiatan yang membahayakan dan disisipi paham radikal. Mereka juga mudah digerakkan untuk melakukan kekerasan," kata dia.

Ia mengatakan jika anak-anak hanya pintar dalam pelajaran saja seperti matematika, belum tentu kelak akan menjadi ahli matematika. Namun, bila terlibat dalam berbagai kegiatan positif dan punya kesempatan menyalurkan dan mengembangkan bakat dan hobinya di bidang lain, mereka tidak akan mudah diajak melakukan hal-hal negatif. (*/ANT/PRO2)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Sepak Bola, Cara Hebat Pemimpin Menghibur Rakyat

Boleh saja menghujat kita dijajah Belanda selama 350 tahun....

256


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved