Meski wacana diversifikasi ke jagung muncul, Tigor menilai itu bukan solusi utama. “Jagung butuh perawatan maksimal dan ancaman hama belalang bisa muncul. Sementara singkong sudah membudaya dan mudah tumbuh, sehingga petani tidak bisa begitu saja meninggalkan tanaman ini,” ungkapnya.
Pemerintah pusat menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Jagung Rp5.500/kg dan menugaskan Bulog menyerap hingga 1 juta ton pada 2025. Kebijakan ini memberi kepastian harga bagi petani yang mencoba rotasi tanaman. Di pasar global, konsumsi jagung juga meningkat untuk pakan dan biofuel, sehingga peluang diversifikasi tetap terbuka.
Namun, baik MSI maupun HPPTI sepakat singkong tetap akan menjadi komoditas utama Lampung. Strategi jangka panjang adalah memperkuat industri tapioka nasional melalui efisiensi produksi, proteksi pasar, serta pola kemitraan berkelanjutan antara petani dan industri. (***)
Editor Amiruddin Sormin
Berikan Komentar
Bandar Lampung
566
331
21-Aug-2025
392
21-Aug-2025
566
20-Aug-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia