LAMPUNG TIMUR (Lampungpro.co) : Perubahan iklim dan pemanasan global semakin dirasakan dampaknya, terutama pada sektor pertanian yang sangat bergantung pada kestabilan cuaca. Di tengah tantangan global ini, Kabupaten Lampung Timur, sebagai salah satu sentra produksi pangan utama di Provinsi Lampung, mulai merasakan dampak langsung dari perubahan pola iklim. Mulai dari perubahan curah hujan, musim tanam yang tak menentu, hingga meningkatnya kejadian cuaca ekstrem seperti banjir dan kekeringan, semua itu berimbas pada penurunan produktivitas pertanian.
Merespons tantangan tersebut, tim peneliti dari Politeknik Negeri Lampung (Polinela) melakukan studi proyeksi iklim jangka panjang untuk wilayah Lampung Timur. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran akurat tentang kondisi iklim di masa depan guna mendukung strategi adaptasi pertanian berbasis iklim.
Penelitian ini dipimpin oleh Ir. Onny Chirsna P. Pradana, S.P., M.Si., bersama sejumlah dosen dan peneliti lainnya: Ir. Nurman Abdul Hakim, M.P., Ir. Gut Tianigut, M.P., Ir. Eka Erlinda Syuriani, S.P., M.P., Anna Dwi Putri, S.P., M.P., dan Sekar Dwi Rizki, S.T., M.T.
Pemanasan global ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan bumi akibat terperangkapnya radiasi matahari. Dalam jangka panjang, hal ini menyebabkan ketidakseimbangan unsur cuaca, yang dikenal sebagai perubahan iklim. Beberapa indikator utama perubahan iklim yang kini mulai tampak adalah:
Kabupaten Lampung Timur, yang sebagian besar wilayah pertaniannya masih menggunakan sistem terbuka, menjadi sangat rentan terhadap perubahan ini. Ketergantungan terhadap curah hujan menyebabkan penurunan hasil panen ketika pola hujan bergeser atau tidak sesuai prediksi.
Untuk menjawab tantangan tersebut, diperlukan strategi adaptasi berbasis data. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah peramalan iklim (climate forecasting), yaitu metode ilmiah yang menggunakan model iklim dan data historis untuk memprediksi kondisi cuaca di masa depan. Tujuannya adalah untuk membantu petani dalam:
Menurut tim peneliti Polinela, pendekatan ini sangat penting mengingat sebagian besar petani masih mengandalkan pengetahuan tradisional dalam menentukan musim tanam.
Lima Tahap Penelitian: Dari Data Curah Hujan hingga Zona Agroklimat
Penelitian dilakukan melalui lima tahapan penting:
Untuk menghasilkan data curah hujan proyeksi, peneliti menggunakan tiga model iklim global (GCM), yaitu CSIRO-Mk3-6-0, MIROC5, dan 17GCM (General Circulation Models)
Hasil proyeksi dari model-model ini kemudian dibandingkan dengan data aktual dari BMKG, sehingga diperoleh model terbaik untuk setiap kecamatan. Hasil akhirnya berupa 24 proyeksi curah hujan untuk seluruh wilayah Lampung Timur, dengan cakupan waktu 20 tahun ke depan (2025–2045).
Prediksi: Ada Wilayah Semakin Basah, Ada yang Semakin Kering
Dari hasil sementara penelitian, diperkirakan akan terjadi pergeseran zona agroklimatologi di beberapa kecamatan. Artinya, perubahan iklim akan menyebabkan wilayah tertentu menjadi lebih basah dan cocok untuk tanaman padi atau hortikultura, sedangkan wilayah lain justru akan semakin kering dan mungkin lebih sesuai untuk tanaman seperti singkong atau jagung.
Peneliti memperkirakan bahwa model iklim yang digunakan pun tidak akan seragam di semua kecamatan, mengingat perbedaan karakteristik geografis dan pola curah hujan lokal. Oleh karena itu, penyesuaian strategi tanam berbasis lokal sangat penting.
Penelitian yang dijadwalkan selesai pada November 2025 ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi berbasis data untuk mendukung kebijakan pertanian di Lampung Timur. Selain itu, hasil studi ini juga dapat digunakan oleh penyuluh pertanian, pemerintah daerah, dan lembaga riset untuk menyusun peta agroklimat terbaru dan strategi adaptasi pertanian berkelanjutan.
“Dengan adanya proyeksi iklim yang berbasis data, kita bisa merancang sistem pertanian yang lebih adaptif dan tangguh menghadapi perubahan iklim,” ujar tim peneliti Polinela.
Melalui pendekatan ilmiah ini, para peneliti berharap dapat membantu petani menghadapi tantangan iklim dengan lebih siap dan cerdas. Pada akhirnya, pertanian yang tangguh terhadap perubahan iklim bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal informasi yang tepat waktu dan dapat diandalkan. (***)
Editor : Sandy
Berikan Komentar
Bang Amiruddin Sormin namaya. Dari situlah, awal perkenalan kami,...
12780
261
22-Oct-2025
264
22-Oct-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia