BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co) : Keong mas yang selama ini dikenal sebagai hama perusak tanaman padi kini menjadi bahan penelitian inovatif di Politeknik Negeri Lampung (Polinela). Tim peneliti dari Jurusan Perikanan dan Kelautan Polinela mengembangkan ekstrak keong mas sebagai bahan baku hormon sintetis untuk pengarahan kelamin jantan pada ikan nila.
Penelitian ini bertujuan meningkatkan nilai tambah keong mas sekaligus memberikan solusi ramah lingkungan untuk industri budidaya ikan. Tim peneliti yang dipimpin oleh Dr. Nuning Mahmudah Noor, S.Pi., M.P., Dr. dengan anggota Dwi Puji Hartono, S.Pi., M.Si. dan Muliawati Hadayani, S.Pi., M.Si., serta dibantu oleh PLP Agung Kurniawan S.Pi., M.Tr.KP. dan Mulya Septika, A.Md. mengungkapkan bahwa ikan nila jantan memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan betina, sehingga lebih menguntungkan secara ekonomis.
“Hormon sintetis dari keong mas ini menjadi alternatif yang lebih aman dibandingkan hormon komersial seperti 17α metil testosterone, yang sulit terdegradasi dan telah dilarang penggunaannya,” jelas Dr. Nuning.
Keong mas dikumpulkan dari persawahan, sungai, dan saluran air di sekitar Polinela, kemudian diolah menjadi ekstrak di Laboratorium Kesehatan Ikan. Uji efektivitas hormon dilakukan di Polifish Teaching Factory Polinela.
Penelitian ini melibatkan dosen, pranata laboratorium, dan mahasiswa semester lima dari Program Studi Budidaya Perikanan dan Teknologi Pembenihan Ikan melalui pendekatan Project Based Learning.
Pengujian skala budidaya menunjukkan hasil yang signifikan. “Rasio kelamin benih ikan nila jantan meningkat hingga 86% setelah perlakuan dengan hormon berbasis ekstrak keong mas,” ungkap Dr. Nuning.
Selain memberikan solusi pada pembudidaya ikan, penelitian ini juga menjadi langkah awal pemanfaatan keong mas yang selama ini dianggap sebagai hama. “Keong mas yang melimpah di alam dapat menjadi bahan potensial untuk produk berbasis perikanan yang berkelanjutan,” tambahnya.
Penelitian ini tak hanya mendukung pembelajaran berbasis proyek, tetapi juga memberikan kontribusi nyata pada bidang budidaya ikan. Dengan hormon yang ramah lingkungan, diharapkan produksi ikan nila meningkat, target pasar terpenuhi, dan keberlanjutan lingkungan tetap terjaga.
Direktur Polinela Prof. Dr. Ir. Sarono, M.Si., menyampaikan apresiasi atas inovasi ini. “Penelitian ini membuktikan bahwa apa yang sebelumnya dianggap merugikan dapat menjadi peluang besar. Kami berharap inovasi ini terus dikembangkan untuk mendukung sektor perikanan yang lebih maju,” tuturnya.
Dengan langkah ini, Polinela menunjukkan perannya sebagai institusi pendidikan vokasi yang tak hanya menghasilkan lulusan berkualitas, tetapi juga solusi inovatif untuk masyarakat dan industri. (***)
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1570
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia