Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Prof Taruna Ikrar Paparkan Orasi Ilmiah, Neuroledership dan Pemimpin Saat ini
Lampungpro.co, 27-Aug-2022

Sandy 1202

Share

Prof. dr. Taruna Ikrar saat memaparkan orasi ilmiah di Unmal | Lampungpro.co/Ist

Sebenarnya dalam diri setiap manusia terdapat baik kecenderungan untuk tak mau berubah maupun kecenderungan untuk berubah. Ini menyangkut baik sikap mental maupun cara berpikir (mindset). 

"Tapi pada saat yang sama kita menyadari bahwa mentalitas dan pola pikir bertumbuhlah yang akan membawa kita pada realitas baru yang kita impikan, yakni realitas baru Indonesia maju. Di sanalah terletak tugas seorang pemimpin untuk mampu menyadarkan orang tentang perlunya hijrah dari fixed mindset menuju growth mindset, dan harus mampu memimpin hijrah itu sendiri," papar Prof. Taruna. 

Ketika mengambil keputusan atau merespon sesuatu, pertama-tama yang akan muncul adalah logika emosinya. Ketika harus memilih makanan, minuman, teman, pasangan hidup, bahkan pilihan politik, pertimbangan yang pertama muncul adalah manakah yang menyenangkan hati. 

"Mana yang lebih memuaskan, proses pemilihan lebih didasarkan pada faktor suka atau tidak suka. Alasan rasional biasanya baru menyusul kemudian, lebih sebagai alat pembenaran," ujarnya. 

Modernitas Berpikir sebagai Budaya, karena kata kunci dalam neuroleadership adalah hijrah. Pada kesempatan pertama neuroleadership bukan soal bagaimana seorang pemimpin mengubah mereka yang dipimpin, melainkan mengubah dirinya sendiri. 

"Neuroleadership harus berangkat dari kesadaran bahwa dia sendirilah yang harus lebih dulu melakukan hijrah atau transformasi. Dia harus terlebih dulu bersikap kritis terhadap mentalitas dan pola pikirnya. Dia harus menyadari sejauh mana dia masih berpola pikir fixed, dan sejauh mana sudah berpola pikir growth," ucap Prof. Taruna. 

#

"Dia juga harus mulai mengenali diri sendiri, sejauh mana reptilian brain masih membelenggunya, dan sejauh mana hidupnya sudah dipimpin oleh kesadaran dan sistem nilai. Hanya ketika sudah mampu mentransformasi diri, seorang pemimpin berpeluang untuk membantu tribe-nya untuk juga bertransformasi, untuk meninggalkan pola pikir fixed dan mengadopsi pola pikir growth. Untuk hijrah dari reptilian brain ke human brain, dari otak emosi ke otak sadar, dari kecenderungan impulsif ke kerelaan berkontemplasi," tambahnya. 

1 2 3 4

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Begini Gaya Komunikasi Publik Bapak Aing Dedi...

Singkatnya, KDM menampilkan citra bukan pencitraan. Jadi, perkuat tim...

418


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved