Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Raja Salman dan Halal Tourism (Opini)
Lampungpro.co, 14-Mar-2017

1841

Share

Kalau kita lihat peringkat di Crescent-Rating Global Muslim Travel Index (GMTI) sebagai acuan global untuk daya saing halal tourism, lagi-lagi ketinggalan dari Malaysia yang menduduki peringkat puncak atau nomor 1, kita baru bisa mencapai peringkat 4 (tahun 2015), itupun sudah naik 2 peringkat dari tahun sebelumnya. Jumlah wisman muslim yang ke Indonesia pada tahun 2015 hanya sekitar 2,2 juta. Masih kalah dengan Singapura (3,6 juta), Thailand (4,8 juta), maupun Malaysia (6,18 juta).

Halal tourism adalah portofolio penting bagi pariwisata nasional untuk mencapai target 20 juta wisman dengan menjaring wisatawan muslim global, target kita pada 2019 nanti adalah 5 juta wisman muslim dan 242 juta perjalanan wisnus muslim, serta menduduki peringkat 1 GMTI. Apalagi negara kita adalah negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, by default bisa dikatakan pariwisata kita adalah pariwisata halal. Kita membentuk Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Halal yang diketuai Pak Riyanto Sofyan, yang sudah malang-melintang bertahun-tahun di industri halal terutama bidang hospitality.

Peluang dan Tantangan Dalam merumuskan strategi untuk mengembangkan halal tourism saya melihat ada 3 peluang dan 3 tantangan utama yang kita hadapi. Peluang pertama adalah daya tarik pariwisata kita yang beragam dan sudah berkembang. Kita punya tiga portofolio produk atau destinasi yang bisa dikembangkan untuk halal tourism yang terdiri dari wisata budaya (culture), wisata alam (nature) dan wisata buatan (man-made). Kedua, muslim-friendly amenities (hotel, kafe, restoran, dll) kita juga sudah siap. Seperti yang saya katakan di depan, by default negara kita sudah pasti muslim-friendly. Kalau di Jepang atau Thailand, agar bisa muslim-friendly mereka harus secara khusus membangun masjid atau mushola.

Di Indonesia, masjid dan mushola sudah tersedia di mana-mana hingga ke kampung-kampung, kita tak perlu membangun lagi. Ketiga, adalah peluang kerjasama dengan lembaga atau organisasi multinasional untuk mengembangkan infrastruktur pariwisata halal. Terkait dengan hal ini, saya menyakini kedatangan Raja Salman akan semakin menarik minat investor dari Arab Saudi dan Timur Tengah untuk berinvestasi di bidang infrastruktur pariwisata di Indonesia. Sedangkan tantangan yang harus kita hadapi adalah sebagai berikut.

Pertama, masih lemahnya branding dan promosi kita sebagai muslim-friendly destination. Kita belum fokus dan massif mempromosikan Wonderful Indonesia menjadi rujukan halal tourism di tingkat global. Tantangan kedua adalah masih kurangnya sertifikasi untuk muslim-friendly amenities. Hal ini bisa dimaklumi karena mayoritas masyarakat kita adalah muslim sehingga kita merasa tak perlu mengurus sertifikasi, karena by default sudah harus halal. Padahal sertifikasi ini amat penting bagi wisman muslim sebagai panduan bagi mereka mengenai kehalalan produk yang mereka konsumsi.

Tantangan ketiga adalah adalah aksesibilitas dari dan ke kota-kota besar mancanegara yang harus ditingkatkan. Dalam hal ini, sekali lagi, momentum kedatangan Raja Salman akan kita manfaatkan sebaik mungkin untuk membuka akses penerbangan dari kota-kota besar di negara-negara Timur Tengah. Strategi Percepatan Untuk mengembangkan halal tourism di Tanah Air, kita menetapkan 10 destinasi utama wisata halal yang terdiri dari Aceh, Sumatera Barat, Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Lombok/NTB, dan Sulawesi Selatan. Namun, untuk saat ini kita masih fokus di 5 destinasi yaitu Aceh, Sumatera Barat, Lombok, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.

Dengan melihat peluang dan tantangan tersebut, saya merumuskan tiga strategi utama untuk mempercepat pengembangan halal tourism. Apa saja itu? Pertama, Global Leadership. Seharusnya untuk halal tourism, Indonesia lah yang menjadi leader-nya. Untuk itu di setiap pertemuan maupun lomba-lomba kita harus menjadi champion. Kita sudah menyabet 12 dari 16 kategori penghargaan di WHTA 2016 dan International Travel Week 2016 di Abu Dhabi.

1 2 3

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Arinal Djunaidi Manusia Penuh Keberuntungan, Akankah Menang...

Pasalnya, menurut catatan Nyonya Lee tak pernah dua kali...

22211


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved