"Crisis center-nya sudah dibuat diketuai oleh Pak Gubernur Bali. Karena ini di Bali, ikon pariwisata Indonesia, maka istilah Crisis Center itu diganti dengan Bali Tourism Hospitality. Harus satu pintu (informasinya). Beritanya nggak boleh simpang siur," kata Menpar Arief Yahya, Kamis (5/10).
Selain itu, Menpar juga mengganti istilah evakuasi dengan mengantarkan. Untuk memberi aksen pariwisata. Biar tidak berkesan serem. Kita semua bergerak, dan mempersiapkan segala risiko yang bisa terjadi, ujarnya.
Menpar Arief Yahya menjelaskan, Kementerian Pariwisata telah memimpin pembentukan #BaliTourismHospitality, berkoordinasi dengan pelaku pariwisata di Bali. Tim ini untuk memberi informasi kepada pelaku pariwisata ini sudah mulai berjalan sejak minggu lalu.
"Yang pertama kita harus menimbulkan rasa aman buat masyarakat sekitar Gunung Agung. Begitu juga untuk wisatawan, customer kita, segala sesuatunya sudah disiapkan untuk keamanan mereka juga," ujar Menpar Arief Yahya.
Kementerian Pariwisata juga telah membuat skenario untuk mempertahankan wisatawan baik dalam maupun luar negeri yang ada di Bali.
Menpar Arief Yahya mengatakan dalam beberapa hari ke depan baik wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara diarahkan liburan ke Lombok.
Skenarionya, Menpar menyebut Akses, Amenitas dan Atraksi (3A). Khusus Akses, disiapkan alternatif jalan darat dan laut, jika bandara Ngurah Rai off.
Berikan Komentar
Andai ada 10 saja media dan jurnalis yang menjadi...
2067
Olahraga
13815
Bandar Lampung
7141
Lampung Tengah
4199
159
20-May-2025
259
20-May-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia