Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Terlalu Mahal, Harga Tiket Pesawat Garuda Bakal Dievaluasi
Lampungpro.co, 11-Jun-2019

Erzal Syahreza 645

Share

Maskapai Garuda, Garuda Indonesia, Kemenhub, Menhub

Menurut Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono minggu depan pihaknya akan mengevaluasi harga tiket pesawat. Penilaian tersebut akan difokuskan pada dampak penurunan batas atas. Bila mana, dampak penurunan batas atas tak begitu signifikan dirasa maka pemerintah akan mencari opsi lain. Misalnya dengan mengundang maskapai asing masuk ke pasar Indonesia.

"Sepakat kita evaluasi setelah Lebaran, kan kalau Lebaran harga tinggi karena peak season. Jadi pas kondisi normal. Minggu depan kita akan evaluasi. Setelah itu, jadi bagaimana pemikirannya mengundang maskapai asing kita akan bicarakan semua plus minusnya," jelas dia dalam acara halalbihalal di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (10/6/2019).

Ia menjelaskan, saat ini struktur pasar penerbangan di Indonesia masih dikuasai oleh dua perusahaan besar atau duopoli. Sehingga dinilai perlu adanya persaingan lebih guna menurunkan harga bila penurunan tarif batas atas tak berdampak. "Evaluasi bagaimana, termasuk struktur market duopoli. Jadi memaksa airlines mengarah ke persaingan, dengan menarik airlines asing itu harus hati-harti sekali," tutupnya.

Tingginya harga tiket pesawat menjadi salah satu penyebab tingkat penghunian kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang mengalami penurunan di April 2019. TPK hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada April 2019 mencapai 53,90% atau turun 3,53 poin dibandingkan TPK pada April 2018 yang sebesar 57,43%. Meskipun dibandingkan Maret 2019 naik 1,02 poin.

"Kalau tingkat pemenuhan hotel itu kan pada akhirnya jadi sangat komprehensif tidak satu faktor, tapi banyak faktor termasuk tiket pesawat," kata Direktur Statistik Harga BPS Nurul Hasanuddin di kantor pusat BPS, Jakarta, Senin (10/6/2019).

Hasan mengatakan, mahalnya harga tiket pesawat juga memberikan dampak terhadap kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) hingga kuliner tanah air. BPS mencatat, pada April 2019 jumlah kunjungan wisman ke Indonesia sebanyak 1,3 juta orang atau turun 2,74% dibanding bulan sebelumnya, dan turun 0,11% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Karena kalau orang mau melakukan pariwisata kan ada hotel, ada objek wisata, ada juga terkait dengan kuliner restorannya terpengaruh. Pasti ada, yang jelas travel jadi tidak fleksibel, kalau dulu kan travel bisa bikin paket terkait mulai dari pesawat, hotelnya," ungkap dia.

#
1 2 3

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya

Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved