KUPANG (Lampungpro.com)-Keberadaan 18 jenis paus yang�rutin mondar-mandir di perairan Nusa Tenggara Timur (NTT) langsung diaplikasikan ptensinya oleh�Dinas Pariwisata NTT dengan meng-create wisata menonton paus.�
Agendanya yang ikut melibatkan The Nature Conservancy (TNC) Indonesia itu siap digelar 2018 mendatang. Lokasinya? Ada lebih dari satu, dari mulai sejumlah kabupaten di Lembata, Flores Timur, Alor dan sejumlah kabupaten lainnya di Pulau Flores, semua dipastikan siap menjadi destinasi wisata baru tadi.
Kepala Dinas Pariwisata NTT, Marius Ardu Jelamu mengatakan, saat ini pihaknya sedang menyosialisasikan draf rencana pengembangan dan rencana bisnis menonton paus dan lumba-lumba kepada sejumlah stakeholder di Provinsi NTT. Pihaknya juga intens menjaring masukan untuk penyempurnaan draf itu.
"Perairan provinsi NTT memiliki habitat perairan laut dalam, serta menjadi wilayah perlintasan 18 jenis paus. Termasuk dua spesies paus yang langka dan kharismatik yaitu paus biru (Balaenoptera Musculus) dan paus sperma (Physeter macrocephalus)," kata Marius, Selasa (20/6).
Ia menjelaskan, hal lain yang perlu diperhatikan adalah paus merupakan spesies karismatik yang dilindungi sesuai regulasi internasional. Maka, setiap pengembangan kegiatan menonton paus di perairan Indonesia harus dilakukan dalam kerangka manajemen yang ketat.
"Tanpa pedoman yang mewadai yang ditaati oleh seluruh stakeholder, masyarakat dan wisatawan, maka kegiatan ini dapat mengancam kelestarian populasi paus yang melintasi perairan NTT," katanya.
Marius berharap semua pelaku usaha melihat itu sebagai potensi baru, sehingga yang memiliki kapal laut dan kapal besar bisa ikut berpartisipasi. "Wisata menonton paus ini juga agar kita mendidik masyarakat untuk bisa memelihara dan mengonservasi biota laut kita, supaya kelestarian alam ini bisa selalu terjaga," ujarnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebutkan, kemunculan paus yang melintasi NTT sedang menjadi bahan perbicangan penggemar wisata bawah laut. "Para penyelam pun sangat ingin berpose di dekat paus itu, karena tidak selalu berkesempatan ketemu dengan paus dengan berbagai jenis itu," kata Menpar Arief Yahya.
Menurut Menpar Arief Yahya, paus yang muncul lama di suatu perairan dan tidak segera pergi itu termasuk atraksi yang pertama di dunia, katanya. "Ini atraksi yang luar biasa, apalagi bila sampai bisa berfoto dengan paus di NTT," kata Menpar Arief Yahya.
Mantan Dirut PT Telkom itu berharap, hal yang terpenting kemunculan paus itu dijaga. Jangan sampai mati dan terluka. Dan tetap menjadi tontonan alamiah yang eksklusif, hanya ada di NTT, tidak akan ditemukan di seluruh dunia. "Itu poin yang hebat buat pariwisata," kata Menpar Arief Yahya.
Ia juga meminta Gubernur NTT dan para Bupati yang perairannya dilintasi paus, untuk mengatur kawasan itu agar menjadi lebih nyaman, tertib dan mempertimbangkan konservasi. (*)
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4158
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia