Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Kafala: Cerita Gelap di Balik Mewahnya Stadion Piala Dunia Qatar, 6.500 Pekerja Migran Jadi Tumbal
Lampungpro.co, 20-Nov-2022

Amiruddin Sormin 3534

Share

Ilustrasi Piala Dunia Qatar. LAMPUNGPRO.CO/YOUTUBE

JAKARTA (Lampungpro.co): Kemeriahan dan kemegahan venue Piala Dunia 2022 yang akan berlangsung mulai hari ini Minggu (20/11/2022) ternyata menyisakan kesedihan dan kegelapan. Pasalnya 6.500 tenaga kerja migran yang bekerja dalam proyek pembangunan stadion untuk ajang empat tahunan itu dilaporkan meninggal dunia.

Dalam laporan Pekerja Bangunan dan Kayu Internasional (Building and Wood Workers/BWI) menyebutkan, bahwa otoritas Qatar membuat sistem kerja yang disebutnya Kafala di mana pekerja tidak dapat berganti pekerjaan tanpa izin majikan mereka. "Setelah lebih dari satu dekade kampanye untuk pekerjaan yang layak di sekitar Piala Dunia FIFA Qatar 2022, dua hari menjelang turnamen, International Building and Wood Workers' menyerukan otoritas Qatar untuk bergabung dengan BWI untuk membangun dan memperluas perbaikan dibuat dan untuk mendirikan pusat pekerja migran yang akan memungkinkan para pekerja untuk menentukan nasib mereka, kata organisasi itu dalam keterangan resminya, seperti dikutip Suara.com (jaringan media Lampungpro.co), Minggu (20/11/2022).

BWI mengajukan tiga permintaan kepada Kementerian Tenaga Kerja Qatar setahun yang lalu, meminta pendirian pusat pekerja, penerapan peraturan kesehatan dan keselamatan yang lebih tinggi di sektor konstruksi. Kemudian, penegakan yang lebih konsisten dari perubahan yang  disepakati.

BWI mengatakan sangat disesalkan bahwa masih belum menerima tanggapan atas inisiatif positif apa pun. Sebaliknya, ada keheningan yang memekakkan telinga. "Dalam istilah sepak bola, pekerja migran memainkan waktu tambahan dan hasilnya masih belum diketahui," sebut laporan tersebut.

Sementara beberapa kelompok menyerukan boikot, BWI memilih untuk terlibat dengan Qatar. Serikat pekerja percaya kemajuan telah dibuat. "Dalam beberapa kesempatan, BWI telah mengakui kemajuan yang dibuat di Qatar dalam beberapa tahun terakhir dalam undang-undang ketenagakerjaan, katanya.

Kekecewaannya sekarang nyata dan telah menyebabkan frustrasi dengan pemerintah Qatar dan penyelenggara turnamen. FIFA, yang dituduh BWI gagal memenuhi standarnya sendiri tentang hak asasi manusia.

"FIFA mengadopsi kebijakan hak asasi manusia dan BWI diwakili dalam sebuah badan kecil untuk mengawasi kemajuan kata serikat tersebut.

Kebijakan tersebut lanjut BWI menjabarkan komitmennya untuk menghormati semua hak asasi manusia yang diakui secara internasional dan untuk mempromosikan perlindungan hak-hak ini.

"Ini termasuk mendukung, menemani, dan mempertahankan reformasi dan memungkinkan kemajuan lebih lanjut dalam perlindungan hak asasi manusia pekerja migran di Qatar menjelang dan setelah tahun 2022," imbuhnya. (***)

Editor: Amiruddin Sormin 

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Geger Ijazah Palsu, Rismon Hasiholan Sianipar, dan...

Andai ada 10 saja media dan jurnalis yang menjadi...

2283


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved