Berbeda dengan Singapura yang sudah sangat mengenal Batam, wisatawan di Johor Bahru masih banyak yang belum mengenal Batam, Bintan dan Tanjung Pinang. Salah satunya, mereka beranggapan bahwa wisata di Batam sangat mahal.
"Karena image-nya banyak warga Singapura di sana. Jadi mereka menanggapnya sudah pasti mahal," ujar Rizki.
Namun setelah mendapat penjelasan, mereka akhirnya mengerti dan paham. Terlebih dengan adanya paket-paket dalam "PWI Terpadu Crossborder" yang harganya kompetitif. Wisatawan Johor Bahru pun langsung tergoda.
"Saat kami consumer selling di Johor Bahru beberapa waktu lalu, selama tiga hari penyelenggaraan langsung terjual 200 pax. Dan ini potensinya sangat besar. Jadi pendekatan Pak Menteri (Arief Yahya,red) yang ini memang sangat efektif," kata Rizki.
Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Mancanegara, I Gde Pitana ikut mengamini pemaparan Rizki. Menurutnya feedback dari para pihak yang terkait, terutama industri sangatlah baik.
"Karena itu konsep yang dijalankan di Asia Tenggara ini kami akan kembangkan dan modifikasi ke daerah lain," ujar Pitana.
Kuncinya, kata Pitana, adalah memanfaatkan excess capacity. Ia menjelaskan, di daerah lain, seperti Bali sekalipun, tentunya ada masa-masa dimana tingkat keterisian pesawat ataupun hotel di bawah 60 persen. Di saat itulah maka strategi seperti ini akan diterapkan. Dengan tentunya melibatkan industri-industri yang ada.
Berikan Komentar
Pemkot Bandar Lampung tak perlu cari TPA baru sebagai...
370
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia