Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Mudik Lebaran: Katarsis dan Origami Jiwa, Ritual Pencarian Jati Diri Sejak Mesir Kuno, China, Amerika, hingga India
Lampungpro.co, 26-Mar-2025

Amiruddin Sormin 1912

Share

Heri Wardoyo (kiri) dan kunjungan Kapolres Lampung Selatan AKBP Yusriandi Yusrin ke Posko Terpadu Lebaran di Bandara Radin Inten II, Minggu (23/3/2025) LAMPUNGPRO.CO/POLRES LAMPUNG SELATAN

Konflik dan Rekonsiliasi: Ketika Kampung Tak Lagi Sama

Namun, mudik bukanlah nostalgia polos. Antropolog James T. Siegel mengingatkan bahwa "kampung" sering kali imajiner: ia hadir sebagai konstruksi yang diromantisasi, sementara realitanya mungkin berubah.

Konflik muncul ketika perantau membawa nilai-nilai kota yang dianggap "mengancam" tradisi desa. Tapi justru di situlah fungsi katarsis bekerja:

Melalui ketegangan ini, masyarakat menemukan mekanisme adaptasi. Di India, fenomena serupa terjadi saat Diwali: perantau pulang dengan gaya hidup metropolitan, tapi tetap melakukan ritual bersama keluarga—sebuah kompromi antara modernitas dan tradisi.

Penutup: Origami Jiwa yang tak Pernah Selesai

Idulfitri dan mudik mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk yang selalu dalam proses menjadi—seperti origami yang setiap tahun dilipat ulang, mencari bentuk yang lebih dekat dengan fitrah.Dalam Surah Al-Hadid: 20, Allah mengingatkan “kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau, perhiasan dan saling berbangga...”

Ayat ini kerap dibaca sebagai pesan zuhud, tapi dalam konteks mudik, ia justru mengajak kita merayakan kefanaan: bahwa pertemuan-pertemuan singkat di teras rumah, tangisan di makam orang tua, atau tawa saat bermain petasan dengan keponakan adalah fragmen suci dalam drama kosmis yang bernama ingatan.

1 2 3 4

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Lampung Dipimpin Mirza-Jihan: Selamat Bertugas, "Mulai dari...

Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...

13566


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved