Konflik dan Rekonsiliasi: Ketika Kampung Tak Lagi Sama
Namun, mudik bukanlah nostalgia polos. Antropolog James T. Siegel mengingatkan bahwa "kampung" sering kali imajiner: ia hadir sebagai konstruksi yang diromantisasi, sementara realitanya mungkin berubah.
Konflik muncul ketika perantau membawa nilai-nilai kota yang dianggap "mengancam" tradisi desa. Tapi justru di situlah fungsi katarsis bekerja:
Melalui ketegangan ini, masyarakat menemukan mekanisme adaptasi. Di India, fenomena serupa terjadi saat Diwali: perantau pulang dengan gaya hidup metropolitan, tapi tetap melakukan ritual bersama keluarga—sebuah kompromi antara modernitas dan tradisi.
Penutup: Origami Jiwa yang tak Pernah Selesai
Idulfitri dan mudik mengajarkan bahwa manusia adalah makhluk yang selalu dalam proses menjadi—seperti origami yang setiap tahun dilipat ulang, mencari bentuk yang lebih dekat dengan fitrah.Dalam Surah Al-Hadid: 20, Allah mengingatkan “kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau, perhiasan dan saling berbangga...”
Ayat ini kerap dibaca sebagai pesan zuhud, tapi dalam konteks mudik, ia justru mengajak kita merayakan kefanaan: bahwa pertemuan-pertemuan singkat di teras rumah, tangisan di makam orang tua, atau tawa saat bermain petasan dengan keponakan adalah fragmen suci dalam drama kosmis yang bernama ingatan.
Berikan Komentar
Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...
13566
300
29-Mar-2025
332
29-Mar-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia