BALI (Lampungpro.com): Seluruh hotel di perkampungan seniman Ubud, Kabupaten Gianyar, dilarang mementaskan kesenian Bali di kawasan perhotelan. Tujuannya, agar wisatawan yang datang ke daerah itu dapat menyaksikan secara langsung asal mulanya tarian tersebut.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, di Denpasar, Sabtu (18/2/2017), mengatakan upaya ini dilakukan agar kesan yang didapat wisatawan yang datang ke Ubud saat menyaksikan kesenian itu lebih nyata di tempat asal mula adanya kesenian tersebut. "Saya mengimbau hotel di Ubud untuk tidak mementaskan tari-tarian di kawasan perhotelan dan menyarankan agar mengajak langsung wisatawan ke desa atau tempat asal mulanya tarian itu digarap seniman Gianyar," kata dia.
Menurut dia, hal ini terbukti mampu mendongkrak lamanya wisatawan tinggal di Bali. Karena, merasa betah berlama-lama tinggal di daerah itu untuk menyaksikan atraksi kesenian yang ada di masing-masing desa setempat.
Seperti misalnya, tarian cak yang asal mulanya dikembangkan di Desa Bedulu, Gianyar. PHRI mengarahkan hotel melalui biro jasa wisata (travel agent) untuk membawa wisatawannya ke tempat itu. Selanjutnya, kesenian barong yang asal mulanya dikembangkan di Desa Pagutan, Batubulan, Gianyar dan tarian legong di Desa Peliatan, yang juga perlu diperkenalkan secara langsung daerah asal mulanya tarian ini.
"Hal ini lah yang menjadi daya tarik wisatawan datang ke Ubud karena kesenian yang ditunjukkan lebih berkualitas. Sehingga, secara psikologis wisawatan terkesan menyaksikan tarian itu secara riil," kata dia.
Namun, apabila semua pentas kesenian Bali dibuat di hotel, dengan sekaa gong yang tidak memadai jumlah personelnya maka menurunkan kualitas dari kesenian itu, sehingga memperburuk citra kesenian itu. Untuk itu, biarlah kesenian ini disaksikan langsung wisatawan ke daerah asal mulanya kesenian itu, karena semua pasti diuntungkan. Seperti jasa pemandu wisata tetap jalan, transportasi untuk menuju objek wisata tetap beroperasi," kata dia.
Apabila kesenian Bali ini dipentaskan di hotel-hotel, maka wisatawan yang datang ke Pulau Dewata hanya memerlukan waktu satu hari untuk menyaksikan seluruh atraksi yang ada. Dia menambahkan untuk kunjungan wisatawan ke Bali berdasarkan data mengalami peningkatan 22,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Sedangkan data dari BPS Bali, kata dia, memang terjadi penurunan lamanya wisatawan tinggal di Bali dari 3,9 hari menjadi 3,1 hari atau turun 20,5 persen. Kalau kita lihat selisihnya hanya dua persen, sehingga dapat disimpulkan bahwa kunjungan wisatawan ke Bali hanya mengalami peningkatan dua persen setiap tahunnya. (*/ANT/PRO2)
Berikan Komentar
Polinela
547
Lampung Tengah
674
Bandar Lampung
1378
Kominfo Lampung
1265
222
05-Nov-2025
264
05-Nov-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia