Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Padi Biosalin: Inovasi Pertanian Berkelanjutan di Lampung Selatan yang Ubah Lahan Bekas Tambak Jadi Sawah Produktif
Lampungpro.co, 25-Oct-2025

Sandy 1866

Share

Dokumntasi Kominfo Pemkab Lampung Selatan | LAMPUNGPRO.CO

PALAS (Lampungpro.co) : Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan, yang dipimpin oleh Bupati Radityo Egi Pratama, terus berinovasi dalam sektor pertanian dengan pendekatan kolaboratif pentahelix guna meningkatkan kesejahteraan petani dan produktivitas lahan.

Salah satu program yang kini mendapat perhatian adalah Padi Biosalin atau Bio Salinity Tolerant Rice yang diterapkan di Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi. Program ini berhasil mengubah lahan bekas tambak udang yang tadinya berair asin menjadi sawah yang produktif.

Pada Jumat (24/10/2025), Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Lampung Selatan, Anasrullah, bersama Ketua BPH Yayasan Batutta Bangun Negeri Universitas Indonesia Mandiri (UIM), Toto Priyana, dan Direktur Riset, Inkubasi Bisnis, dan Kualitas UIM, Sigit Apriyanto, melakukan kunjungan langsung ke lahan percontohan milik Kardiyansyah, anggota kelompok tani setempat yang menjadi pionir penerapan teknologi Padi Biosalin.

Turut hadir dalam acara tersebut, Ketua Dekopinda Lampung Selatan, Rudi Topan, Kepala Desa Sidoasih, Kepala Desa Bandar Agung, serta sejumlah tokoh masyarakat setempat.

Inovasi Padi Biosalin ini digagas oleh tokoh masyarakat setempat, Kang Jalu, yang memiliki visi untuk memanfaatkan lahan pesisir yang terdampak intrusi air laut agar tetap produktif. Ia menjelaskan, sebelumnya lahan tersebut adalah tambak udang dengan kadar air payau yang sulit untuk ditanami.

Namun, dengan penggunaan varietas padi yang tepat, lahan tersebut kini dapat ditanami dan menghasilkan padi.

"Meski dulunya lahan ini adalah tambak udang yang terpapar air payau, kami ingin membuktikan bahwa tanah ini tetap bisa produktif jika kita memilih varietas padi yang tepat," ujar Jalu saat melakukan uji coba di lokasi.

Uji coba di lahan yang memiliki kadar garam tinggi menunjukkan hasil yang menggembirakan. Padi Biosalin berhasil tumbuh dengan baik dan menghasilkan panen yang memuaskan.

Anasrullah, Kepala Kominfo Lampung Selatan, menilai keberhasilan Padi Biosalin sebagai langkah cerdas dalam memanfaatkan lahan pesisir yang selama ini dianggap tidak potensial. Menurutnya, program ini memberikan solusi nyata bagi petani di kawasan pantai, di mana sumber air tawar seringkali terbatas, terutama di musim kemarau.

“Dengan teknologi ini, petani bisa tetap bercocok tanam meski menggunakan air laut,” tambahnya.

Inovasi pertanian adaptif seperti Padi Biosalin juga dianggap sebagai jawaban terhadap tantangan perubahan iklim dan keterbatasan sumber daya alam yang dihadapi petani. Ini membuka peluang baru untuk meningkatkan ekonomi masyarakat setempat, sekaligus memperkuat ketahanan pangan di daerah tersebut.

Sigit Apriyanto, Direktur Riset UIM, menambahkan bahwa pengembangan Padi Biosalin di lahan bekas tambak ini menjadi langkah strategis menuju pertanian berkelanjutan.

“Selain meningkatkan produktivitas, program ini juga memperkuat kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan sektor swasta dalam membangun ekosistem pertanian yang berdaya saing tinggi,” jelasnya.

Dengan hasil yang menjanjikan, program Padi Biosalin diharapkan dapat menjadi model pertanian adaptif yang tidak hanya bermanfaat bagi petani di Lampung Selatan, tetapi juga dapat diterapkan di daerah pesisir lainnya untuk memperkuat ketahanan pangan dan mendorong pertanian yang berkelanjutan. (***)

Editor : Sandy,

Pewarta : Rilis Kominfo, Hendra

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya

Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved