BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): PT Petrokimia Gresik menargetkan 100 kali sosialisasi dan 38 unit demonstration plot (demplot) pupuk berimbang di Kabupaten Lampung Timur, Lampung Utara, Lampung Tengahm, dan Tulangbawang Barat selama 2017. Sosialisasi pupuk berimbang ini untuk mengedukasi petani dengan pola 5-3-2 yakni 500 kg pupuk organik, 300 kg NPK, dan 200 kg urea dalam satu hektare.
Menurut Gigih Sumardiyono, dari Promosi dan Perencanaan Pemasaran PT Petrokimia Gresik, sosialisasi itu difokuskan pada pupuk bersubsidi. "Masih banyak petani salah memupuk tanaman. Selaku produsen kami ingin petani tepat memakai pupuk, sehingga panen maksimal. Jangan sampai pupuk diberikan tapi hasil tidak maksimal hanya karena pupuk tidak berimbang," kata Gigih Sumardiyono, di Bandar Lampung, Rabu (26/4/2017).
Selain demplot pupuk bersubsidi, produsen pupuk terlengkap di Indonesia itu juga mengedukasi pemakaian pupuk nonsubsidi, terutama Ponska Plus Zn. Targetnya, selama 2017 ada 28 unit demplot pupuk nonsubsidi di berbagai wilayah Lampung. Demplot ini menjadi tolok ukur bagi distributor PT Petrokimia dalam mengedukasi masyarakat.
"Demplot harus dilakukan karena kondisi tiap wilayah berbeda. Rekomendasi pupuk berimbang itu sifatnya umum. Oleh karena itu, distributor sebagai ujung tombak pelayanan kami minta terus membantu demplot di wilayah kerjanya agar didapat formula paling pas," kata Gigih Sumardiyono.
Sosialisasi dan demplot ini, menurut Dwijo Susilo, Staf Perwakilan Daerah Penjualan (SPDP) Lampung PT Petrokimia Gresik, juga dipakai sebagai sarana membantu pemerintah mengedukasi petani dalam menyusun rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK). Targetnya, petani dan kelompok tani tahu mengajukan kebutuhan pupuk.
Edukasi ini penting terus dilakukan karena banyak petani tidak memasukkan jenis pupuk yang seharusnya bisa diajukan lewat RDKK. "Di Lampung Selatan banyak petani tidak memasukkan ZA dalam RDKK. Jadi, sambil sosialisasi dan demplot kami juga ikut mengoreksi jika ada RDKK yang tidak tepat. Pengajuan RDKK memang tidak selalu sama dengan realisasi karena keterbatasan dana pemerintah, tapi dengan pemakaian pupuk berimbang alokasi yang ada bisa dimaksimalkan," kata Dwijo.
Sosialisasi dan demplot, menurut Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Lampung Timur, Pratowo, dibutuhkan petani sebagai pembelajaran. "Produsen harus sering mengedukasi petani, agar jangan terus bergantung pada pupuk subsidi yang jumlahnya kurang. Petani pun mampu membeli pupuk nonsubsidi, sepanjang stok cukup dan tahu manfaatnya. Misalnya, petani semangka dari dulu mampu membeli pupuk nonsubsidi," kata Pratowo. (PRO1)
Berikan Komentar
Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...
18080
Lampung Selatan
6684
Lampung Tengah
3982
Gerbang Sumatera
3570
Lampung Utara
3490
Lampung Tengah
3486
126
08-Apr-2025
123
08-Apr-2025
370
07-Apr-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia