Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Politisasi Pangan, Petani: Masih Banyak Mafia, Jangan Jual Kami
Lampungpro.co, 18-Mar-2019

Heflan Rekanza 764

Share

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com) : Eskalasi politik semakin meningkat menjelang pemilihan umum (pemilu) 17 April 2019. Sektor pangan pun turut terimbas. Sebagai salah satu sektor strategis, pangan kerap dijadikan bahan perdebatan dan tak ayal menyebabkan para pelaku sektor pangan turut terseret ke dalam konstelasi politik.

Gelagat ini ditangkap Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir. Ia menilai berbagai demonstrasi ataupun pemberitaan yang mengatasnamakan peternak dan petani menjelang pemilu malah semakin mempertegas adanya muatan politik di tengah suasana pesta demokrasi tahun ini. Kami merasa sudah cukup petani dan peternak dijual untuk kepentingan politik. Kalau benar petani, pasti mereka sedang sibuk bekerja, bukan menyebar kebencian, apalagi menjadi provokator, ujar Winarno.

Sektor pangan, menurut Winarno, masih menyisakan berbagai permasalahan, salah satunya mafia pangan. Akan tetapi, Winarno menyebutkan, pembangunannya sudah sesuai jalur. Menurut saya, pertanian kita sudah on the track. Kalau ada masalah, seharusnya dicari solusinya. Kalau dicari-cari celanya dan kelemahan pertanian saat ini, ya bisa saja. Apalagi di tahun politik ini, yang dicari yang kurang-kurang terus," kata dia.

Lebih lanjut, persoalan mafia pangan dinilai Winarno masih menjadi hantu yang menghambat kinerja sektor ini. Dia menghargai pemerintah yang sudah berupaya memberantas mafia pangan melalui deregulasi sejumlah peraturan.

Banyak regulasi yang menghambat dicabut dan direvisi, keluhan petani seperti kelangkaan pupuk juga diperhatikan. Misalnya, sebanyak 40 kasus pupuk oplos yang menghantui petani juga diselesaikan dengan cepat. Persekongkolan tata niaga yang dipermainkan kartel daging sapi, ayam, telur, jagung, dan lainnya juga sudah ditindak bekerja sama dengan KPPU, jelas Winarno.

Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia Tunov Mondro Atmodjo juga mengungkapkan, keberatan terhadap politisasi sektor pertanian. Dia bahkan mencurigai adanya upaya politisasi petani dengan sejumlah aksi berbagai pihak atau organisasi yang mengatasnamakan petani untuk mendiskreditkan kebijakan program dan capaian sektor pertanian. Akhir tahun 2018 kemarin, ada pusat kajian mencatut nama berbagai organisasi pertanian dalam petisi. Kali ini juga, mengatasnamakan petani selalu menginisiasi pertemuan untuk mendiskreditkan kinerja sektor pangan, ungkap dia.

Bahkan, Tunov menduga politisasi sektor pangan saat ini tidak lepas dari peran dan permainan para mafia pangan. Penyebabnya tak lain karena keputusan pemerintah untuk menekan tingkat impor pangan yang telah membuat ruang gerak mafia pangan semakin sempit. Jadi, jangan karena tidak bisa bermain impor, petani dijual-jual. Kami petani sangat untung saat ini, hasil panen melimpah, pasar dijamin, dan berbagai inovasi budidaya, pascapanen, dan pemasaran sangat terasa, jelas dia.(**/PRO2)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya

Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved