Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Program Homestay Kemenpar Bakal Disupport Kementerian BUMN
Lampungpro.co, 21-Apr-2017

1096

Share

JAKARTA (Lampungpro.com)-Program prioritas utama Homestay desa wisata yang digulirkan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya terus digalakan. Kementerian BUMN bahkan sudah start lebih dulu, sebagai langkah konkret mensupport Kemenpar di destinasi prioritas Joglosemar, dengan ikon Borobudur.

Melalui PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, Ratu Boko, sudah membangun 70 homestay dalam kurun waktu empat bulan. Bahkan, mereka memproyeksikan, akan ada 450 homestay yang akan dibangun di seputar Borobudur hingga 2019.

Nyaris tak ada lagi waktu kosong. Hampir semua sumber daya, dana, tenaga, dikerahkan untuk mensupport pembangunan homestay di destinasi prioritas.

Sejauh ini, homestay yang dikelola TWC dibangun di lahan desa atau tanah milik warga. Biayanya? Super murah. Nominalnya hanya Rp 70 juta per kamar. Jika satu desa 20 kamar, maka dana yang dikucurkan sebesar Rp 1,5 miliar per desa.

Bagaimana dengan target wisatawan? Edwin Hidayat Abdullah lantas menguraikan soal target tamu ke Borobudur. Pada tahun 2019 ditargetkan ada tiga juta wisatawan mancanegara berkunjung ke Borobudur. Atau setidaknya 5.000 wisatawan mancanegara per hari. Jika setengah dari jumlah tersebut menginap di Borobudur, maka butuh 1000-2000 kamar.

Satu-satunya kendala adalah keterbatasan dana. Untuk menyiasatinya, maka pengembangan homestay saat ini diutamakan di wilayah operasi BUMN terkait. Misal TWC di desa wisata candi Borobudur. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan dapat bersinergi untuk pengembangan di wilayah di luar area operasional seperti di 10 Destinasi Prioritas lainnya.

Di sisi lain, Kementerian Pariwisata juga tak tinggal diam. Gerakan digitalisasi homestay juga sudah masif digelar di 15 wilayah. Dari mulai Dieng Kulon, Kabupaten Magelang, Yogyakarta, Samosir, Derawan, Bali, Lombok Tengah, Lumajang, Kabupaten Malang, Banyuwangi, Batam, Toba Samosir, Pasuruan, Boyolali, hingga Labuan Bajo, sudah disentuh digitalisasi homestay.

"Kawasan-kawasan tadi sudah diaktivasi dengan digital," kata Deputi Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata Dadang Rizki Ratman, didampingi

Asdep Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat, Kemenpar Oneng Setya Harini mulai roadshow ke daerah-daerah melakukan dua hal. "Pertama sosialisasi Sadar Wisata dengan Sapta Pesona. Kedua, mendigitalisasi homestay agar segera go digital dan siap bersaing di era global," kata Oneng.

Digitalisasi itu, menggandeng Indonesia Tourism Xchange (ITX), sebuah digital marketplace yang menjadi pasar online bagi jasa pariwisata di Indonesia.

Seperti diketahui, Menteri Pariwisata Arief Yahya sudah sampai pada tahap "memaksa" agar industri pariwisata kita go digital. Tidak bisa tidak dan tidak bisa ditunda-tunda.

"Saya berterima kasih sudah disupport Kementerian BUMN. Setelah homestay dibangun, kami akan membuka akses ke global market via digital," kata Menpar Arief Yahya.

Caranya dengan ITX. Ini adalah tools yang dipakai untuk mempertemukan sellers dan buyers secara online. Semakin pintar membuat paket yang masuk di selera travellers, maka homestaynya akan semakin laku. "Dan, transaksinya langsung ke homestay, tidak mengendap di mana-mana," kata Menteri Arief Yahya.

Lebih jauh, Menpar Arief berterima kasih pada Kementerian BUMN yang terus mensupport industri pariwisata itu. Sinergi BUMN itu penting dalam membingkai "Indonesia Incorporated" di pariwisata. "Terima kasih BUMN, terima kasih PT TWC, Salam Pesona Indonesia," kata Menteri Arief Yahya.

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Eva Dwiana Lanjut, Banjir Bandar Lampung Bakal...

Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...

4140


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved