SEMARANG (Lampungpro.com)-Bagi pecinta fotografi macro, silakan menjajal spot wisata baru bernama Setiya Aji Flower Farm di Dusun Ngasem, Desa Jetis, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang.
Berada di kawasan seluas 50 hektar, pengelola tawarkan warna warni keindahan bunga Krisan. Hamparan bunga berwarna kuning, putih dan merah itu membuat tak jemu siapapun yang melihatnya. Apa lagi yang hobi berfoto, Dijamin tak kehabisan angle untuk mengabadikannya.
Daya tarik bunga itulah yang membuat anak muda berbondong-bondong kesana. Setiap hari selalu ada yang datang untuk berselfi. Bahkan Sabtu dan Minggu penuh sesak oleh pengunjung. "Kalau tanggal merah atau Minggu bisa ratusan orang per hari," kata Setiya Aji, penggagas obyek wisata ini.
Spot yang digandrungi anak muda ini baru dibangun setahun lalu. Mulai nge-hits tujuh bulan belakangan setelah banyak orang menjadi marketing gratis dengan mengunggah foto foto mereka ke sosmed.
Hamparan luas taman bunga itu gabungan lahan milik petani warga sekitar. Mereka diedukasi oleh Setiya Aji untuk sama-sama menanam bunga krisan yang berbeda sehingga punya magnet yang menarik. "Dulunya petani menanam bunga sendiri. Lalu kita edukasi menanam bunga yang sama dengan area yang lebih luas. Hasilnya bisa kita lihat seperti sekarang," kata Aji.
Eksplorasi bunga Krisan, menurut Aji memang tak mudah. Sebab musim bunga yang banyak dipakai untuk hiasan pengantin itu tidak lebih dari satu bulan. Setelahnya punah bersama pohonnya, petani harus menanam lagi dari nol untuk menunggu berbunga lagi empat bulan berikutnya.
"Tapi jangan khawatir. Kami sudah mengantisipasi dengan tambal sulam yaitu dengan menyiapkan tanaman baru lokasi berdekatan. Kalau lokasi pertama bunganya punah, lokasi kedua ketiga dan seterusnya sudah siap berbunga. Karena itu datang ke sini kapan saja bunga krisan siap menyambut," katanya.
Kini Setiya Aji Flower Farm menjadi salah satu tempat wisata favorit di Bandungan yang wajib dikunjungi. Pemburu spot bunga tidak hanya datang dari Semarang. Tapi sudah dikenal komunitas sosmed tanah air. Salah satunya, Aat, pria asal Pati, Sabtu (25/3/2017) mendatangi lokasi bersama keluarganya karena penasaran. "Ternyata memang menarik. Tidak sia sia datang ke sini," katanya.
Begitpun yang dilakukan Susianawati bersama empat temannya. Mereka datang dari Solo karena ingin selfie dengan background bunga krisan seperti foto-foto yang beredar di instagram. "Kami datang dari Malang setelah tahu dari internet, ternyata emang keren," kata Wiwik.
Tiket masuk juga tergolong murah perorang hanya Rp 7.500. Menuju lokasi jika ditempuh dari kota Semarang arah Bandungan sekitar 1 jam atau 45 Km. Lebih fleksibel pakai sepeda motor atau mobil pribadi karena aksesnya masih sempit.
"Kami memohon pemerintah bisa membantu membuka akses jalan lebih lebar supaya rombongan bus bisa masuk dan tersedianya lahan parkir," ujarnya.
Ke depan, pihak Dusun sebagai pengelola juga akan mengeksplor potensi selain bunga. Ini akan menjadi destinasi wisata baru yang menarik. "Di daerah kami juga melimpah dengan petani salak, alpukat dan jambu. Ini destinasi berbeda yang juga keren," katanya.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengapresiasi taman bunga itu. Indonesia punya potensi taman bunga dengan segala rupa tanaman asli Indonesia yang khas.
Kalau di Belanda ada Keukenhof, tidak lama lagi Indonesia juga punya di Danau Toba, seluas 400 hektar lebih. Saya kira gagasan membuat taman bunga sebagai destinasi wisata baru di Kab Semarang itu bagus sekali," ujar Menpar Arief Yahya.
Berikan Komentar
Bandar Lampung
371
Olahraga
567
Humaniora
826
175
05-Jul-2025
234
05-Jul-2025
205
05-Jul-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia