Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Siapa Menebar Hoax Menuai Abal-Abal
Lampungpro.co, 09-Feb-2017

Amiruddin Sormin 1739

Share

Tsunami hoax alias pemberitaan palsu untuk menipu pembaca, benar-benar membuat galau. Yang jarang galau ikut-ikutan galau, dan yang sering galau makin galau.

Simaklah curhatan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono soal hoax yang dicuitkannya 20 Januari 2017. "Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah & penyebar "hoax" berkuasa & merajalela. Kapan rakyat & yg lemah menang? *SBY*. Itu cuitan asli bukan hoax.

Teknologi apa pun selalu bermata dua, bisa positif dan negatif. Persoalannya, kemudahan berkomunikasi dan memperoleh ponsel pintar justru banyak dimanfaatkan untuk menyebar berita-berita bohong. Cukup edit sana-sini, sebuah data dan foto bisa seolah-olah benar, lalu disebar. Celakanya, penerima pesan pun sukarela menyebarkannya tanpa cek benar atau tidak. Terjadilah badai hoax yang membuat keresahan, perpecahan, hingga kerusuhan.

Terjangan hoax lalu memunculkan cap abal-abal bagi segilintir media berbasis online. Rupanya, sebagian masyarakat sadar bahwa selama ini cuma dikadalin sejumlah oknum yang punya keterampilan mengedit foto dan berita. Kini, keterampilan salah arah itu justru membangunkan kesadaran masyarakat untuk memilah dan memilih media.

Celakanya, tak semua masyarakat mampu menyaring mana yang hoax dan mana yang tidak. Di tengah kebingungan itu, Dewan Pers selaku pengemban amanat peningkatan mutu pers di Tanah Air, membuat gebrakan untuk membedakan media abal-abal melalui verifikasi dan sertifikasi. Bentuknya, setiap media yang lolos sertifikasi diberikan barcode sebagai penanda.

Anehnya, kini yang galau justru para pemilik media yang selama ini mengaku mainstream alias media utama dan yang diutamakan. Bahkan meminta Dewan Pers dibubarkan. Saya yang hampir 20 tahun menjadi jurnalis pun gagal paham. Lalu berpikir, jangan-jangan berita abal-abal itu memang pesanan untuk kepentingan politik.

Namanya pesanan, tentu ada ongkosnya. Nah, ketika Dewan Pers ingin memisahkan mana yang sahih dan abal-abal pasti ada yang bakal kehilangan seseran alias lokak. Ini bukan tuduhan, tapi ingin mengajak berpikir jernih. Jangan hanya karena langkah Dewan Pers terburu-buru mengumumkan media terverifikasi, lalu niat memerangi media abal-abal tertutupi. Selamat Hari Pers Nasional 9 Februari.

Tabik punnnn....

 

Amiruddin Sormin
Wartawan Utama

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya

Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved