JAKARTA (Lampungpro.com)-Energi positif terpancar dalam suasana paparan Kinerja Tiga Tahun Sektor Pariwisata Pemerintahan Jokowi-JK, di Kantor Staf Presiden Jakarta, Selasa (17/10).
Capaian pertumbuhan sektor pariwisata menunjukkan angka yang mengesankan. Sektor pariwisata betul-betul menjadi primadona perekonomian bangsa ke depan.
Bahkan sumbangan devisa dan penyerapan tenaga kerja dari sektor ini meningkat signifikan. Reputasi Wonderful Indonesia di pentas dunia pun juga melejit dan memancarkan optimisme. Paparan yang disampaikan Menteri Pariwisata Arief Yahya itu bertajuk "Pembangunan Ekonomi Baru dan Peningkatan Produktivitas untuk Menunjang Pemerataan."
"Pariwisata sudah dilirik sebagai primadona baru bagi perekonomian bangsa karena pertumbuhannya yang sangat bagus," ujar Menpar Arief Yahya.
Jika dilihat sejak 2014, maka angka kenaikan itu cukup mengagumkan. Tahun 2014 sebesar 9,3 juta, tahun 2015 naik menjadi 10,4, lalu tahun 2016 menembus 12 juta dan tahun 2017 sampai Agustus sudah mencatat 9,2 juta.
Jumlah wisatawan nusantara juga naik dengan besar. Agustus 2017 ini, sudah menembus 200 juta pergerakan, dari proyeksi 180,5 juta wisatawan. Tahun 2016, dari proyeksi 260 juta terlampaui hingga 264 juta. Dan Tahun 2015 juga melebihi target dari 255 juta, tercapai 256 juta.
Kedua, lanjut Menpar Arief Yahya, indeks daya saing Pariwisata Indonesia naik fantastis. Dari peringkat 70 dunia di tahun 2013, melompat ke posisi 50 besar di 2015, dan saat ini 2017 menembus papan 42 besar dunia.
Ketiga, Menpar Arief Yahya, menampilkan reputasi Indonesia di level dunia. Wonderful Indonesia selalu jawara di setiap kompetisi di sector pariwisata dunia.
Dari tiga prestasi selama tiga tahun di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla itu, Menpar Arief menyebut masa depan Pariwisata akan semakin terbuka. Kinerja ini berkat CEO Commitment, yang ditunjukkan presiden selama memimpin kabinet kerja ini.
Pertama, pariwisata ditetapkan Presiden Jokowi sebagai leading sector dan sekaligus core ekonomi bangsa. Kedua, presiden sendiri sudah hadir dan mensupport pariwisata dengan menetapkan 10 destinasi prioritas, atau yang sering dipopulerkan dengan istilah 10 Bali Baru.
Ke-10 Destinasi Prioritas itu antara lain: Danau Toba Sumatera Utara, Tanjung Kelayang Bangka Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu DKI Jakarta, Borobudur di Joglosemar, Bromo-Tengger-Semeru Jawa Timur, Mandalika di Lombok, Komodo Labuan Bajo NTT, Wakatobi Sulawesi Tenggara dan Morotai Maltara.
Ketiga, presiden sendiri sudah hadir langsung di banyak destinasi wisata tersebut. Selain di banyak momentum penting selalu menyampaikan pesan soal Pariwisata. Kawasan yang pernah didatangi Presiden Jokowi adalah Raja Ampat, Morotai, Labuan Bajo, Larantuka, Mandalika, Borobudur, Tanjung Lesung dan Danau Toba.
Sejumlah kegiatan karnaval, juga dihadiri langsung oleh Presiden Jokowi. Seperti Karnaval Khatulistiwa 2015 di Pontianak, Pesona Danau Toba 2016 di Sumut, Karnaval Parahyangan Bandung 2017.
Turut hadir dalam acara tersebut Menko Perekonomian Darmin Nasution, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong. Menpar juga menjelaskan, hasil riset World Bank tahun 2016 menyebutkan sektor pariwisata merupakan penyumbang yang paling mudah untuk devisa dan pendapatan domestik bruto (PDB).
"Untuk Indonesia, pariwisata sebagai penyumbang PDB, devisa dan lapangan kerja yang paling mudah dan murah," kata Arief Yahya.
Sejumlah penghargaan dunia itu, dikatakan Menpar, sangat penting untuk tiga alasan yang dia sebut sebagai 3C. Yakni pertama Calibration, kedua Confidence, dan ketiga Credibility. "Bila kita mendapatkan penghargaan, maka self confidence anak bangsa inin naik," ujar Menpar Arief.
Kemudian yang kedua adalah Credibility. Jika dikomunikasikan dengan baik maka penghargaan (award) yang diperoleh dapat menjadi cara marketing yang paling efektif untuk image. Sehingga tidak perlu bersusah payah menyampaikan keunggulan yang dimiliki. Dalam hal ini pariwisata Indonesia.
"Sebuah penghargaan juga bermanfaat untuk menera apakah yang kita lakukan sudah benar sekaligus mengetahui posisi kita dibandingkan dengan yang lain. Inilah fungsi yang ketiga sebagai Calibration," ujar Arief Yahya yang hingga pukul 00.00 semalam hastag #Pesona3ThJkwJk menghiasi daftar trending topic di Twitter.
Presiden Joko Widodo ujar Menpar telah menetapkan pariwisata sebagai salah satu leading sector perekonomian bangsa. Jumlah wisman hingga tahun 2019 pun ditargetkan mencapai 20 juta kunjungan. "Ketika Presiden sudah menetapkan sebagai leading sector, maka Kementerian/Lembaga lain harus mendukung. Indonesia incorporated menjadi hal yang penting untuk bisa dilakukan bersama-sama semua pihak," ujar Arief Yahya.
Sementara Menko Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan bahwa pengembangan 10 destinasi pariwisata prioritas merupakan salah satu bentuk pembangunan perekonomian Indonesia sentris. "Yang tersebar di berbagai wilayah, sebagai salah satu bentuk pemerataan pembangunan," ujar Darmin Nasution. (*)
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4143
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia