BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian, Banun Harpini, mengatakan ekspor produk segar tumbuhan dan hewan dari Provinsi Lampung terus meningkat dari tahun ke tahun. "Layanan karantina menjamin keamanan dan kesehatan produk pertanian agar dapat diterima negara tujuan ekspor terus meningkat, khususnya di Karantina Lampung," kata Banun dalam siaran pers yang diterima Lampungpro.com, Kamis (3/5/2018).
Banun menyebutkan untuk produk hewan berupa bat guano atau kotoran kelalawar sangat diminati Cina dan Amerika Serikat dengan jumlah ekspor meningkat dari 18 ton di 2015 dan menjadi masing-masing 36 ton di 2016 dan 2017. Sedangkan tumbuhan, terdapat 68 jenis produk pertanian dengan komoditas palm kernel meal merupakan komoditas ekspor terbesar.
Disusul kopi biji, tetes tebu, RBD palm stearin, nenas irisan, karet lempengan, palm kernel meal, nenas sirup, kelapa bulat dan buah pisang. Tujuan negara ekspor hampir ke seluruh penjuru dunia tepatnya ke 78 negara.
Negara-negara tujuan ekspor pertanian asal Lampung yakni Amerika Serikat, Selandia Baru, Uzbekistan hingga negara-negara di Timur Tengah. Hal ini sejalan dengan data yang dilansir BPS tentang data ekspor pertanian naik 20,01%. Namun share-nya masih sangat kecil, hanya 1,81%, karena masih lebih besar industri olahan. Ekspor pertanian yang cukup besar sarang burung, kopi, jagung, dan tanaman obat.
Banun menyampaikan, jajarannya terus meningkatkan kerjasama dengan negara-negara tujuan ekspor khususnya dalam harmonisasi peraturan perkarantinaan. Sebagai tools trade, peraturan SPS (sanitary and phytosantary) menjadi tools perdagangan yang strategis dalam era non-traffif barries, kebjiakan tanpa tarif. Indonesia dapat turut ambil bagian dalam kancah perdagangan produk pertanian global sepanjang mematuhi aturan perkarantinaan di negara tujuan ekspor.
Sedangkan untuk pendamping kepada pelaku ekspor produk pertanian, Badan Karantina Pertanian melakukan terobosan berupa layanan karantina elektronik, layanan inline inspection dan fasilitasi ekspor produk pertanian. Selain itu, juga dilaporkan terjadinya peningkatan kepatuhan masyarakat terhadap aturan perkarantinaan yakni melaporkan hewan dan tumbuhan yang dilalulintaskan kepada petugas Karantina Pertanian di pintu masuk dan keluar antar area atau provinsi.
Dari data pengawasan dan penindakan (wasdak) Karantina Lampung angka penangkapan daging celeng di Wilayah Kerja Bakauheni pada 2015 mencapai 38 ton, pada 2016 sebesar 20 ton dan di 2017 di angka 14 ton. Banun berharap kerjasama dengan instansi terkait dan masyarakat dapat terus ditingkatkan agar produk pertanian kita terjaga keamanan dan kesehatannya sehingga memasok pangan sehat baik untuk Indonesia maupun dunia. (PRO1)
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
3764
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia