Air sungai yang jernih mengalir nyaman di sungai yang ada di kanan-kiri Pulesari. Pohon-pohon salak pondoh tumbuh merata di semua kebun warga. Rumah-rumah warga berjejer memanjang dipisahkan oleh jalan aspal mulus. Sapaan warga, ramah menyapa. Gunung Merapi tampak kokoh berdiri begitu dekat, serasa hanya berada di ujung jalan.
Suasana seperti itulah yang akan dirasakan oleh siapa pun yang datang ke Pulesari, Wonokerto, Turi kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebuah anugerah yang bisa disyukuri oleh seluruh warga Desa Wisata Pulesari.
Mereka ingin berbagi kebahagiaan tinggal di Lereng Merapi, di ketinggian 400-900 meter di atas permukaan laut itu kepada lebih banyak orang. Maka pada 9 November 2012 mereka sepakat meluncurkan Pulesari sebagai Desa Wisata Budaya dan Tradisi..
Ya, di kawasan ini, penduduknya masih memiliki tradisi dan budaya yang relatif masih asli. Ada kegiatan rutin�tradisi tahunan yaitu Upacara Adat Pager Bumi yang selalu dilaksanakan setiap�Bulan Sapar Rabu Pungkasan.�Kesenian lokal seperti Kubro Siswo, Tari Salak, jathilan, karawitan, bisa dinikmati di Pulesari.
Selain itu, beberapa faktor pendukung seperti makanan khas, sistem pertanian dan sistem sosial turut mewarnai sebuah kawasan desa wisata. Dengan sedikit polesan, penambahan sarana dan prasarana bermain, mempercantik lingkungan, berubahlah Pulesari sebagai Dewi Pule. Desa Wisata Pulesari.
Memanfaatkan sungai jernih yang hanya berjarak 200-300 meter terpisah jalan dan kebun salak, dilengkapilah sarana�outbond,�fun game�maupun treking. Kemudian kekayaan berupa kebun salak pondoh dijadikan inspirasi untuk menjadi atraksi. Selain wisata memetik salak, kemudian dibuatlah paket mengolah salak menjadi berbagai produk olahan.
Apa yang disajikan Dewi Pule ternyata sangat diminati. Treking sungai dan belajar 12 olahan salak pondoh menjadi favorit. Kini, ratusan orang, mulai dari anak-anak SD, siswa SMP dan SMA, para mahasiswa maupun pekerja kantoran, berdatangan ke Pulesari. Ada yang hanya satu hari beraktivitas di sini, banyak pula yang menginap. Dengan 46 homestay yang ada, 600 orang rombongan pun bisa di tampung di Dewi Pule.
Paket bermain atau satu hari di Pulesari mulai dari Paket Tradisi seharga Rp 50 ribu (minimal 25 pax) hingga yang seharga Rp 100 ribu (minimal 25 pax). Murahnya paket�one day tour�seharga Rp 50 ribu bisa dilihat dari fasilitas yang akan diperoleh yakni�welcome�drink (jahe sereh),�snack�1x,�Fun Game, Ice Breaking, Outbound, bumbung bocor, jembatan goyang, titihan bambu, serta makan dan minum sekali.
Menginap di Pulesari, berarti para pengunjung pun turut merasakan suasana pedesaan yang masih asli dengan berinteraksi langsung dengan masyarakat. Ada enam pendopo yang tersebar di desa wisata ini. Pendopo-pendopo inilah yang dipakai untuk kegiatan tamu. Makan bersama untuk tamu disediakan di pendopo-pendopo ini.
Banyak alasan untuk datang dan menginap di Dewi Pule, desa wisata yang pernah mendapatkan Juara I Tingkat Kabupaten Sleman Tahun 2014. Dewi Pule juga merupakah salah satu perwakilan dari Yogyakarta berpartisipasi dalam mengikuti Community Based Tourism (CBT) Award ASEAN.�
Menpar Arief Yahya tambah yakin bahwa Sleman, Jogjakarta bisa melompat lebih tinggi dalam memajukan desa wisata dengan homestaynya. Kesadaran sebagai Kota Wisata, Kota Seni Budaya dan Kota Pendidikan sangat kuat..
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4140
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia