BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Sinergi antara Kadin Provinsi Lampung dan Pelindo II Cabang Panjang dalam membenahi kinerja Pelabuhan Panjang harus mampu meningkat efisiensi. Kerja sama ini diharapkan mampu menjadikan produk dari Lampung kompetitif karena rantai distribusi sehat.
"Kerjasama ini sangat strategis, karena pelabuhan sebagai hub logistik memang dituntut untuk efisien. Bukan saja dalam hal manajemen tetapi juga kapasitas tampung dan kapasitas angkut. Kapasitas tampung terkait dengan lahan penampungan peti kemas, produk curah, dan semacamnya. Kemudian, kapasitas angkut terkait dengan kedalaman alur kapal sehingga kapal kapasitas besar bisa masuk ke pelabuhan dan peralatan bongkar muat yang memengaruhi waktu tunggu dan bongkar muat," kata pengamat transportasi Ida Bagus Ilham Malik, di Bandar Lampung, Selasa (7/3/2017).
Pernyataan itu disampaikan Ilham yang juga dosen Fakultas Teknik Universitas Bandar Lampung (UBL) itu terkait langkah Kadin Lampung dan Pelindo II Cabang Panjang membentuk tim optimalisasi pelabuhan. "Tetapi ada elemen lain yang tidak bisa diabaikan yaitu apakah Lampung ingin menjadi sentra industri produk tertentu atau sebagai hub Sumbagsel atau sebagai kawasan pasar saja. Sebab pembenahan sistem logistik hanya bisa dilakukan dengan baik jika ada korelasi dengan pengembangan industri yang akan didorong," kata Ilham.
BACA JUGA: Kadin Lampung dan Pelindo II Bentuk Tim Optimalisasi Pelabuhan Panjang
Menurut Ilham yang juga mahasiswa doktor Bidang Urban Planning di The University of Kitakyushu, Jepang, itu supply chain management dan logistic regulation Pelabuhan Panjang perlu dibenahi. "Dengan melihat melihat persoalan secara holistik, maka tiap upaya yang dilakukan akan benar-benar terintegrasi. Pasca kerjasama ini mudah-mudahan Kadin bisa menginisiasi agar produksi barang di Lampung dapat meningkat. Jika meningkat, harganya kompetitif ketika rantai distribusinya sehat. Satu di antaraya adalah pelabuhan yang efisien dari sisi kapasitas tampung dan kapasitas angkut," kata Ilham.
Di sisi lain, Koordinator Pusat Studi Kota dan Desa (PSKD) Universitas Bandar Lampung, Erwin Oktavianto, menilai akar masalah Pelabuhan Panjang adalah melemahnya produktifitas industri. "Kemudian menyebabkan net ekspor semakin turun setiap tahun hingga 2016. Membenahi supply chain dan logistic regulation sepertinya belum cukup, selama market product belum berkembang dan masih terbatas," kata Erwin.
Harapan besarnya, kata Erwin, pelaku industri harus dapat menemukan market share product yang tidak hanya di satu tempat. Melainkan di berbagai tempat yang memiliki price product bersaing, agar kasus anjloknya harga singkong tidak terulang lagi. (PRO1)
Berikan Komentar
Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...
18026
Lampung Selatan
6629
Lampung Tengah
3926
Gerbang Sumatera
3478
Lampung Utara
3435
Lampung Tengah
3431
312
07-Apr-2025
383
07-Apr-2025
444
07-Apr-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia