JAKARTA (Lampungpro.co): Menyelaraskan wisata dan konservasi memang sulit. Wilayah taman nasional biasanya memiliki lanskap atau biota yang unik. Nah, bila wisatawan membanjir tentu bisa merusak ekosistem sebagai syarat biota itu terus hidup. Inilah tantangan yang dihadapi Pulau Komodo, antara ekonomi dan konservasi.
Tiket yang disebut sebagai tiket kapasitas kunjungan itu, menggunakan sistem keanggotaan tahunan. Kartu tersebut akan dibagi menjadi premium dan non premium. Untuk pemilik membership premium, akan diarahkan langsung ke Pulau Komodo. Sementara membership non premium diarahkan ke Pulau Rinca, yang habitat komodonya lebih sedikit dan kecil. Untuk membership non premium, pemerintah belum menetapkan besarannya.
Biaya tiket yang melambung itu, dibarengi dengan pembangunan fasilitas baru, seperti Pusat Riset Komodo dan juga penataan kapal cruise ke Pulau Komodo dan Labuan Bajo. Menariknya lagi, semua sarana dan prasarana yang akan dibangun berstandar internasional.
Kabar Pulau Komodo batal ditutup membuat lega masyarakat Labuan Bajo. Kehidupan mereka dalam satu dekade terakhir sangat bergantung kepada wisatawan, dengan bekerja sebagai agen travel, membuka usaha sewa alat selam, toko oleh-oleh, pramuwisata, dan perhotelan. Nah bila ditutup, tentu berdampak besar bagi wilayah yang terpencil itu. Solusinya, Pulau Komodo tak djual murah.(**/PRO2)
Berikan Komentar
Kalau pupuk dan BBM distribusinya bisa tertutup, harusnya Elpiji...
267
Bandar Lampung
11629
Bandar Lampung
2440
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia