BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Bank Indonesia (BI) mencatat, secara umum, perekonomian Lampung tumbuh sebesar 1,73% (yoy) pada Triwulan I 2020. Angka ini jauh lebih rendah dibanding pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 5,07% (year on year/yoy) dan periode yang sama pada 2019 sebesar 5,18%.
Berdasarkan laporan Kajian Regional Ekonomi (KER) yang diterbitkan Bank Indonesia, pada 11 Juni 2020, realisasi pertumbuhan ini juga tercatat lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi Sumatera (3,25%), nasional (2,97%), dan rata-rata pertumbuhan selama lima tahun terakhir (5,08%).
Anjloknya pertumbuhan ekonomi itu membuat Lampung kini berada pada peringkat ke-8 dari sepuluh provinsi di Sumatera. Peringkat ini turun signifikan dibandingkan pada Triwulan I 2019 dan keseluruhan pada 2019 yang tercatat pada peringkat ke-3 dan ke-2 tertinggi di Sumatera. Rendahnya pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan I 2020 ini dipengaruhi kinerja negatif sektor eksternal dan perlambatan konsumsi rumah tangga.
Kontraksi ekspor memberikan andil sebesar -3,41% seiring dengan penurunan volume ekspor batubara dan belum masuknya musim panen (off season) sejumlah komoditas utama Lampung. Selain itu, konsumsi rumah tangga tumbuh melambat dengan andil 2,74%, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya.
Penurunan daya beli masyarakat petani seiring penurunan kinerja lapangan usaha pertanian, penurunan permintaan akibat adanya physical distancing, dan penurunan daya beli masyarakat seiring penyebaran pandemi Covid-19. Perlambatan yang lebih dalam tertahan oleh pertumbuhan konsumsi pemerintah dan investasi yang lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya, dengan andil masing-masing sebesar 0,08% dan 0,50%.
Akibatnya, Bank Indonesia mempredisksi pada triwulan II 2020, perekonomian Lampung diperkirakan tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Di sisi permintaan, kinerja ekspor diprakirakan menurun akibat melambatnya permintaan dunia, terganggunya rantai penawaran global, dan masih rendahnya harga komoditas global.
BACA JUGA: Harga Beras, Rokok, BBM, dan Listrik Naik, Warga Miskin di Lampung Tambah Jadi 1,05 Juta
Di sisi lain, pembatasan sosial berdampak pada aktivitas produksi dan pendapatan masyarakat sehingga menurunkan prospek permintaan domestik, baik konsumsi rumah tangga maupun investasi. Investasi juga tertahan oleh perilaku wait and see dunia usaha akan perkembangan Covid-19.
Dari sisi lapangan usaha, penggerak ekonomi Lampung masih bertumpu pada tiga lapangan usaha utama yakni pertanian, industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan sepeda motor. Pertanian diperkirakan tumbuh lebih tinggi didorong panen raya padi, gula, dan komoditas hortikultura. Sedangkan perdagangan dan industri pengolahan diperkirakan terkontraksi akibat penurunan volume perdagangan dunia dan penurunan konsumsi masyarakat yang berpengaruh pada aktivitas produksi. (PRO1)
Berikan Komentar
Kalau pupuk dan BBM distribusinya bisa tertutup, harusnya Elpiji...
236
Bandar Lampung
11608
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia