Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Kejar Swasembada Pangan, Mentan: Pembangunan Pertanian Butuh Kepala Desa
Lampungpro.co, 30-Nov-2018

Heflan Rekanza 825

Share

JAKARTA (Lampungpro.com) : Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengungkapkan pembangunan pertanian yang berkelanjutan sesuai misi pemerintahan Jokowi-JK, membutuhkan dukungan dari seluruh komponen bangsa, termasuk kepala desa. "Kepala Desa memegang peranan penting dalam swasembada pangan. Tanpa Kepala Desa pembangunan pertanian tidak akan berjalan. Jika ini terjadi maka ketahanan pangan terganggu," ujar Amran, Kamis (29/11/2018). 

Amran dalam acara Pelatihan dan Silaturahmi Pemerintah Desa se-Indonesia, di Indonesia Convention Exhibition, BSD City itu menilai kepala desa adalah pemimpin penyelenggara Pemerintahan di desa menjadi penggerak ekonomi desa. "Penentu adalah para kepala desa, jika kepala desa bergerak semua, maka kita akan jadi negara super power," kata Amran menyemangati 1.000 kepala desa seluruh Indonesia yang hadir.

Dalam upaya membangun dan menyejahterakan pedesaan secara komprehensif, pemerintah telah mengucurkan anggaran di tahun 2016 sebesar Rp 46,9 T, meningkat pada 2017 sebesar Rp 68 T dan Rp 73 T pada 2018. Kepala Sub Bagian Komunikasi dan Pemberitaan Media Cetak, Abiyadun menjelaskan anggaran tersebut direalisasikan di antaranya dalam berbagai program pengembangan prasarana dan sarana pertanian di pedesaan. 

Termasuk mekanisasi pertanian, sebagai salah satu upaya khusus Kementan dalam mendorong modernisasi pertanian untuk peningkatan produksi hasil pertanian. Terkait mekanisasi pertanian, sejak Oktober 2014 hingga April 2018, Kementan telah menyalurkan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) sebanyak 370.378 unit, meliputi Rice Transplanter, Combine Harvester, Dryer, Power Thresher, Corn Sheller dan Rice Milling Unit (RMU), traktor, dan pompa air. 

Mekanisasi pertanian dapat menghemat biaya produksi sekitar 30 persen, dan menurunkan susut panen 10 persen. Mekanisasi menghemat biaya olah tanah, biaya tanam dan panen dari pola manual Rp 7,3 juta/hektare menjadi Rp 5,1 juta/hektare. Upaya-upaya ini telah menunjukkan hasil dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan.(**/PRO4)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Langka dan Mahal, Distribusi Ngawur Ala Elpiji...

Kalau pupuk dan BBM distribusinya bisa tertutup, harusnya Elpiji...

282


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved