�
"Satu hal yang berbeda pada tahun ini adalah fokus strategi yang diusung oleh Kemenpar setelah selama dua tahun terakhir Kemenpar membangun branding Wonderful Indonesia dan berhasil meningkatkan ranking Indonesia dari 140 ke 47 (TTCI), pada 2017, Indonesia mengalihkan strateginya untuk lebih banyak berfokus pada kegiatan hard selling dan kerjasama dengan airlines dan wholesalers," jelas Deputi Pemasaran Mancanegara, I Gde Pitana.�
�
Pitana menjelaskan, pada kegiatan ini akan mempertemukan 10 industri pariwisata dari Indonesia dengan kurang lebih 40 industri lokal yang terdiri dari tour operator dan hotel. Kedua belah pihak akan saling bertukar kontak dan bekerjasama untuk menarik semakin banyak wisman Eropa Barat ke Indonesia, ketiga misi penjualan ini merupakan rangkaian menuju ITB Berlin 2017.
�
Lebih lanjut pria asal Bali ini menjelaskan untuk memberikan gambaran kekayaan alam dan budaya Indonesia, dalam kegiatan ini Indonesia menampilkan tarian dan makanan tradisional. Sajian tersebut akan semakin mendorong tagline Wonderful Indonesia yaitu explore further, yaitu ajakan untuk mengeksplor keindahan alam, kesenian dan kerajinan yang unik, musik yang khas, kekayaan gastronomi, keramahan wisata termasuk destinasi 10 destinasi prioritas unggulan yang disebut "Bali Baru".
�
Destinasi Sepuluh prioritas yang dipopulerkan Menpar Arief Yahya�dengan istilan "Bali Baru" tersebut adalah yakni Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Gunung Bromo & Gunung Semeru (Jawa Timur), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku Utara).
�
Strategi Kemenpar lainnya adalah menetapkan tiga strategi utama yaitu pemasaran melalui Go Digital, membangun 1.000 homestay untuk mempercepat kesiapan destinasi menyambut wisman dan meningkatkan konektivitas udara dengan menjalin kerjasama dengan maskapai penerbangan lokal dan internasional.
�
Kementerian Pariwisata telah menetapkan target bulanan untuk memonitor progress pencapaian target pasar. Target tersebut terus dimonitor, ditelaah dan dianalisa secara konsisten guna mendukung Kementerian Pariwisata menyesuaikan strategi pencapaian dalam menghadapi perubahan kondisi pasar yang bergerak sangat cepat.
�
Pada tahun 2015 tiga negara tersebut menyumbang 579.389 wisman ke Indonesia, meningkat 2,69 persen dari 2014 sebanyak 564.220 wisman. Jumlah tersebut terus meningkat sehingga sampai dengan bulan Desember 2016 saja sudah tercatat sebanyak 678 078�wisman yang berasal dari ketiga negara dan diprediksi akan terus meningkat sampai akhir tahun.
�
Kemenpar menargetkan peningkatan jumlah wisman sebanyak 15 juta pada tahun 2017 dan 20 juta pada tahun 2019. Untuk mempercepat pencapaian target tersebut, Indonesia telah memberikan bebas visa kunjungan singkat (BVKS) kepada 169 negara. Selain itu, pemerintah RI juga menerbitkan regulasi baru untuk menarik kunjungan yacht dan cruise ke Indonesia.