Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Kementerian Agama Minta Umat Hindu di Lampung Berkiblat pada Hindu Nusantara
Lampungpro.co, 24-Sep-2022

Amiruddin Sormin 2807

Share

Para peserta simakrame pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dengan para tokoh adat Bali se-Lampung di Asrama Haji Rajabasa, Bandar Lampung, Sabtu (24/9/2022). LAMPUNGPRO.CO/AMIRUDDIN SORMIN

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama (Kemenag), I Nengah Duija, meminta umat Hindu di Lampung tetap berkiblat pada Hindu Nusantara. Menurut Duija, Hindu Nusantara yang dianut itu berbasis pada nilai-nilai lokal yang hidup di Nusantara.


"Sehingga ketika agama Hindu itu dilaksanakan di masing-masing daerah, tidak berbenturan dengan nilai-nilai yang ada. Oleh karena itu, pengembangan Hindu harus berbasis pada nilai-nilai lokal," kata I Nengah Duija, pada simakrame pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dengan para tokoh adat Bali se-Lampung di Asrama Haji Rajabasa, Bandar Lampung, Sabtu (24/9/2022).

Dia menilai pelaksanaan Hindu Nusantara hingga masih kuat. Oleh karen itu, dia menilai perlu terus ada sosialisasi dan pembinaan agar umat kembali kepada ajaran Hindu yang tertanam di Nusatara, sebagaimana yang berkembang dari masa lalu. "Ada memang beberapa perkembangan, tapi hanya bersifat material, bukan pada agamanya," kata Duija yang dilantik Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas sebagai Dirjen pada 16 September 2022 itu.

Pada sesi pembukaan acara yang diikuti 369 peserta dan ketua adat se-Lampung itu, Kepala Kanwil Kemenag Lampung, Puji Raharjo, masyarakat senantiasa berubah dan berkembang, sehingga pengaruh eksternal sangat kuat. Oleh karena itu, pemerintah pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2020-2024 mengamanatkan revolusi mental, karena masyarakat mengalami perubahan tata kehidupan yang cenderung rusak.

Moderasi beragama, salah satu program yang diamanatkan ke Kemenag. "Moderasi beragama bukan modernisasi agama, karena agama sejak awal adalah given sehingga tak bisa dimodernisasi dan harus diterima. Sehingga harus beragama yang sebenar-benarnya. Moderasi beragama yang dimaksud sesuai konteks kehidupan masyarakat. Moderasi beragama adalah cara pandang dan praktek beragama dalam kehidupan bersama. Menampakkan esensi beragama yakni melindungi kehidupan masyarakat," kata Puji Raharjo. 

Dia menyebutkan mendorong toleransi beragama merupakan bagian dari moderasi beragama. Indikator moderasi beragama lainnya adalah anti kekerasan. "Agama apa pun tak ada yang menganjurkan kekerasan. Jika ada yang pakai kekerasan atas nama agama motifnya kekuasaan," kata Puji Raharjo. 

Penerimaan terhadap tradisi, kata dia, juga merupakan bagian dari moderasi beragama. Pasalnya, agama sampai ke umat melalui lintasan sejarah yang panjang dan selalu berinteraksi dengan tradisi masyarakat. "Kegiatan seperti ini bagian dari menjaga tradisi keberagaman," kata Kakanwil.

Di sisi lain, Ketua PHDI Lampung I Nyoman Setiawan, mengatakan pertemuan para tokoh adat ini merupakan sejarah baru kehidupan beragama karena untuk pertama kali kelihan adat berkumpul satu ruangan. "Bagaimana berperan sebagai warga negara dan beragama. Ke depan ada satu agenda untuk menyamakan persepsi dengan seluruh pecalang di seluruh Lampung," kata I Nyoman Setiawan.

Dia mengakui, belakangan rasa persaudaraan warga Bali di Lampung mulai memudar. "Romantisme persaudaraan yang erat di era 80 dan 90-an bisa diperkuat lagi. Kita harus mengawal warisan leluhur untuk diwariskan ke anak cucu, sehingga dengan bangga mewarisi apa yang diwariskan," kata Nyoman Setiawan. 

Sebagai bentuk penguatan persaudaraan itu, kata dia, akan dibentuk Badan Koordinasi Kelihan Adat Lampung dalam menjalankan darma agama dan darma negara. Kemudian membentuk Badan Koordinasi Pecalang Lampung. "Jika ini terwujud, peristiwa kelam masa lalu di Lampung dapat diminimalisir dan tidak terulang lagi," kata Nyoman Setiawan.

Usai pembukaan, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi utama Hindu Nusantara yang disampaikan pendeta dari Bali Ida Pandita Mpu Nabe Jaya Acharyananda. Acara ini digelar untuk menjaga dan melestarikan adat istiadat dan budaya leluhur Hindu Nusantara di Lampung. 

Tujuannya untuk meningkatkan hubungan yang harmonis antara tokoh adat dengan PHDI Lampung. Kemudian, meningkatkan rasa persaudaraan. Selain itu, menyamakan visi misi dan tujuan organisasi dengan ketua adat agar terjaga nilai adat dan budaya leluhur. (***) 

Editor: Amiruddin Sormin

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya

Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved