Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Kenaikan Terbanyak di Perkotaan, Penduduk Miskin di Provinsi Lampung Naik 12,34 Persen
Lampungpro.co, 15-Jul-2020

Amiruddin Sormin 2585

Share

Infografis angka kemiskinan di Provinsi Lampung. LAMPUNGPRO.CO/BPS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung merilis jumlah penduduk miskin di Lampung mencapai 1,05 juta orang atau 12,34 persen, pada Maret 2020. Angka itu, naik sebesar 7,84 ribu orang dibandingkan dengan kondisi September 2019 yang sebesar 1,04 juta orang (12,30 persen).

Jumlah penduduk miskin di Lampung jauh di atas rata-rata nasional yang mencapai 9,78 persen. Menurut Kepala BPS Lampung, Faizal Anwar, sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan Maret 2020 adalah data Susenas Maret 2020. Secara umum perkembangan perekonomian Lampung tidak terlalu baik, pada triwulan I 2020. 

"Ekonomi tumbuh sebesar 1,73 persen, yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi berasal dari kategori jasa lainnya sebesar 0,62 persen dan kategori kontruksi 0,40 persen," kata Faizal Anwar, dalam siaran pers, Rabu (15/7/2020).

Berdasarkan hasil Susenas Maret 2020 terlihat bahwa ada kenaikan rata-rata pengeluaran perkapita per bulan pada penduduk level bawah. Pengeluaran penduduk pada desil 1 meningkat sebesar 5,35 persen dibandingkan September 2019. Hal yang sama juga terjadi pada desil 3 yang mengalami peningkatan sebesar 4,23 persen.

Dalam siaran pers itu, BPS menyebutkan persentase penduduk miskin di perkotaan pada Maret 2020 adalah sebesar 9,02 persen atau naik 0,42 poin dibandingkan September 2019 yang sebesar 8,60 persen. Sedangkan persentase penduduk miskin di perdesaan pada Maret 2020 sebesar 13,83 persen atau mengalami penurunan 0,13 poin jika dibandingkan September 2019 yang sebesar 13,96 persen.

Selama periode September 2019-Maret 2020, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 12,41 ribu orang (dari 224,69 ribu orang pada September 2019 menjadi 237,10 ribu orang pada Maret 2020). Sedangkan di daerah perdesaan turun sebanyak 4,57 ribu orang (dari 816,79 ribu orang pada September 2019 menjadi 812,22 ribu orang pada Maret 2020).

Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan pada Maret 2020 tercatat sebesar 75,41 persen. Kondisi ini meningkat dibandingkan dengan kondisi September 2019 yaitu sebesar 75,08 persen.

Pada Maret 2020, komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskian baik di perkotaan maupun di perdesaan pada umumnya hampir sama yakni beras. Beras memberi sumbangan sebesar 19,48 persen di perkotaan dan 25,99 persen di perdesaan. Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap garus kemiskian (15,14 persen di perkotaan dan 10,14 persen di perdesaan).

Komoditi lainnya adalah telur ayam ras (4,49 persen di perkotaan dan 4,04 persen di perdesaan), gula pasir (2,35 persen di perkotaan dan 2,86 persen di perdesaan), tempe (2,05 persen di perkotaan dan 2,33 persen di perdesaan), bawang merah (2,04 persen di perkotaan dan 2,40 di perdesaan), dan seterusnya. Komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada garis kemiskinan perkotaan dan perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi.

Dari sisi gini ratio pada Maret 2020 adalah sebesar 0,327. Angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan September 2019 yang sebesar 0,331. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat ketimpangan di Provinsi Lampung termasuk kategori ketimpangan rendah. (PRO1)

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Langka dan Mahal, Distribusi Ngawur Ala Elpiji...

Kalau pupuk dan BBM distribusinya bisa tertutup, harusnya Elpiji...

265


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved