Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Menpar Arief Yahya Belajar Cara Tingkatkan Wisatawan dari Jepang
Lampungpro.co, 01-Apr-2017

872

Share

JAKARTA (Lampungpro.com)-Upaya Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya dalam mengembangkan pariwisata sebagai sumber devisa bagi negara diacungi jempol oleh Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Menurutnya,semula underestimate akan sektor yang bernama Pariwisata itu. Dulu dia menganggap itu kelas dua. "Ah, ini bidang yang isinya hanya hura-hura saja," ujar Menko Luhut.

Luhut pun mengakui, presentasi Menpar Arief di Rakornas triwulan I tahun 2017 ini sangat sistematik, komprehensif dan punya alur logika yang masuk akal.

Mantan tentara yang mengaku 22 tahun di Kopassus, sejak berpangkat Letnan sampai Kolonel itu semakin tahu dan yakin, bahwa pariwisata itu high end dalam revenue, penghasil devisa, PDB dan pencipta lapangan kerja yang cepat dengan harga murah. "Dan yang paling cepat rebound dalam investasi dan ekonomi," ujar Luhut.

Menkomar Luhut berkali-kali memuji Arief Yahya, dalam gaya tentaranya yang khas. Terutama dalam kerjasama antar kementerian dan lembaga yang dia sebut "Indonesia Incorporated," itu.

"Di Kopassus itu ada banyak spesialisasi. Ada yang demolise, ada khusus komunikasi. Saya dulu lama bertugas membangun teamwork dan itulah hebatnya kesatuan Baret Merah," ujar dia.

Yang membuat semua pasang mata di ballroom itu terbelalak adalah benchmarking dengan Jepang dan ilmu yang didownload dari UNWTO, Lembaga PBB soal pariwisata.

Kenaikan wisman ke Jepang itu eksponensial, nyaris double. Dari 10 juta turis tahun 2013, melonjak hampir 20 juta di 2017, padahal proyeksi mereka di angka itu baru akan tercapai tahun 2023 atau sepuluh tahun. "Mereka sangat cepat. mengapa bisa begitu, ada beberapa hal yang dilakukan," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Pertama, lanjut Menteri Arief, Jepang melakukan deregulasi, dengan istilah "Relaxation of Visa Rule!" Mereka membebaskan Visa Kunjungan dari originasi China dan ASEAN sejak 2013.

"Mereka tahu, pelanggannya ada di daerah-daerah terdekat. Kita juga sudah membuat kebijakan yang sama, bebas Visa Kunjungan, dari 15 negara menjadi 169 negara," kata Arief.

Kedua, mereka melakukan depresiasi mata uang Yen tahun 2013. Artinya, mereka menaikkan price competitiveness, harga dibuat murah dan membangun affordibility untuk bisa berkunjung ke Jepang. "Kita juga sudah melakukan dan price competitiveness kita di top five dunia. Kita juga sudah melakukan dengan baik," katanya.

Ketiga, membangun low cost carrier (LCC), yang mendorong travellers lebih banyak ke Tokyo. Menurut Japan National Tourism Organization (JNTO), jumlah wisman ke Jepang naik 47 persentahun 2015. "Ini rekor juara terbesar dalam 45 tahun terakhir," ujar dia.

Satu lagi, faktor yang menurut Arief Yahya yang membuat percepatan inbound ke Jepang meningkat drastis. Di Jepang, tidak perlu "Incorporated" lagi, bahkan tidak perlu rakornas seperti yang sedang dijalani Kemenpar di Hotel Borobudur selama dua hari, 30-31 Maret 2017 ini.

"Karena menteri yang mengurusi incorporated itu hanya satu. Namanya Minister of Land, Infrastructure, transport and tourism, yang sekarang dijabat Keichii Ishii. Semua urusan sudah berada dalam satu atap kementerian, sehingga bisa diputuskan dengan cepat, tanpa banyak birokrasi," ujar Arief Yahya.

Peran itu sejatinya bisa dijalankan oleh Kemenko Bidang Kemaritiman, yang secara koordinatif bisa mengorkestrasi Pariwisata, PUPR, Perhubungan, Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BUMN dan Agraria, Energi dan Sumber Daya Mineral.

Dengan satu komando, maka pekerjaan rumah soal "incorporated" itu bisa dilalui lebih mudah, cepat dan terintegrasi dalam satu misi.

"Jepang ternyata bisa. Target jumlah wisatawan masuk double, yang dipatok 10 tahun, tercapai empat tahun. Karena itu, benchmark dari Negeri Matahari Terbit itu, target double inbound tourism yang dicanangkan Presiden Jokowi dengan 20 juta di 2019 itu sebenarnya masuk nalar. Ada contoh yang konkret di Jepang," kata Arief.

Beberapa pejabat yang hadir di Rakornas itu pun ikut memberi tepuk tangan. Ada Menkes Nila F Moeloek, Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman yang sedang getol membangun infrastruktur agar akses menuju destinasi wisatanya makin maju. "Kami ini lokasinya juga berdekatan dengan Malaysia dan Singapore, di Selat Malaka," kata Gubernur Arsyad.
 

Para bupati yang memiliki destinasi pun ikut asik mendengarkan presentasi berbobot di atas. Ada Bupati Humbang Hasindutan Dosmar Banjar Nahar, Bupati Samosir Rapidin Simbolon, Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan, Bupati Tobasa Darwin Siagian, Bupati Lombok Tengah M.Suhaili, Bupati Wakatobi H.Arhawi, Wabup Buton La Bakny, Bupati Pulau Murotai Samsuddin A.Kadir, Wakil Bupati Karang Asem Bali, I Wayan Artha Dipa, Bupati Tana Toraja M.Biringkanae, Bupati Toraja Utara Kolatiku Paembonan dan Bupati Pandeglang Irna Narulita.

#

Masih ada lagi, hasil studi dan saran-saran dari UNWTO, lembaga internasional PBB yang bisa dijadikan referensi aktual. UNWTO itu sudah kenyang dengan puluhan, bahkan ratusan contoh dari negara-negara di dunia yang sudah menjalankan dengan sukses.

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya

Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved