Tabikk puuun.....
Minyak goreng kini makin garang, sehingga lebih pas disebut 'minyak garang'. Kegarangannya membuat sekelas Menteri hingga Kapolri mengeluarkan ancaman hingga puluhan miliar jika terbukti melanggar.
Toh, minyak goreng tetap garang. Harganya jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp14 ribu per liter. Kalau pun ada stoknya minim, sehingga jadi buruan ibu-ibu di setiap minimarket.
Operasi pasar cuma menabur garam di laut. Gaungnya tak mampu meredam lonjakan harga. Apa jadinya meja makan tanpa lauk yang digoreng.
Hampa rasanya tanpa rasa krenyes-krenyes dan krispi di meja makan. Apalagi bagi penggemar berat tempe mendoan, 'Ora mangan mendoan, ora ngapak'.
Sejumlah ungkapan frustasi pun dilayangkan konsumen atas kondisi ini. 'Mohon maaf minyak kosong, adanya minyak-sikan dia di pelaminan bersama orang lain.'
Memang kita punya kebun sawit sepanjang mata memandang di Tulangbawang, Tulangbawang Barat, Way Kanan, Lampung Selatan, Lampung Tengah, hingga Mesuji. Saking luasnya, jangan coba-coba masuk kesana tanpa pemandu, kalau tak ingin terjebak dalam labirin.
Semua kebun itu hak guna usaha (HGU) yang mestinya lebih dulu mementingkan dan mengamankan kepentingan rakyat, ketimbang industri. Tapi duit ngak ada benderanya.
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1239
Lampung Selatan
3893
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia