BANYUWANGI (Lampungpro.com): Apapun kegiatan dan festival kesenian dibuat di Banyuwangi pasti ngetop.�
Kini, bekas kerajaan Blambangan itu terus kebanjiran agenda Pariwisata yang menarik dan unik. Kota yang menjadi pionir dan menjadi destinasi wisata populer Jawa Timur itu akan menggelar Festival Jaranan Buto yang akan dilaksanakan 11 Maret 2016 mendatang.�
Iya, betul! Festival Jaranan Buto. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas didampingi �Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda mengatakan, dalam perhelatan ini sebanyak lebih dari 30 grup kesenian yang masing masing terdiri dari penari dan penabuh akan menghidupakan Lapangan Jajag, Gambiran, Banyuwangi tempat perhelatan tersebut.
"Untuk memajukan pariwisata Banyuwangi tidak hanya melibatkan pemerintahan saja, tapi juga bekerja sama dengan komunitas dan masyarakat setempat. Penyelenggaraan Festival Jaranan Buto ini tidak hanya untuk mendongkrak sektor wisata, tetapi juga sekaligus untuk mewadahi dan menumbuhkan kreativitas rakyat Banyuwangi, maka dari itu, kami tunggu di Banyuwangi dan nikmati keindahan alam dan budaya kami, ini acara yang sangat menarik," kata Azwar.
Ia menambahkan, Tari Jaranan Buto adalah tari yang �menggunakan properti kuda buatan. Menyaksikan kesenian ini sepintas mirip dengan �kesenian Kuda Lumping, Jaran Kepang atau Tari Jathilan. Bedanya, properti kuda pada tarian Jaranan Buto yang digunakan tidaklah menyerupai bentuk kuda secara nyata, melainkan kuda tersebut berwajah raksasa atau Buto.
Begitu pula dengan para pemainnya yang juga menggunakan tata rias sadis dan menyeramkan layaknya seorang raksasa yang lengkap dengan muka merah bermata besar, bertaring tajam, berambut panjang dan gimbal.
Bramuda menambahkan, bahwa 30 grup bisa bertambah sampai nanti hari pelaksananan. Seni Tari Jaranan Butho tahun 2017 akan dipentaskan mulai pukul 10.00 hingga pukul 17.00 WIB. Pada festival ini sudah 30 grup yang mendaftar. 1 grup biasanya terdiri dari 6-8 orang penari dengan 8-12 orang penabuh musik �nantinya yang menari dengan menggunakan replika Kuda Kepang yang terbuat dari kulit lembu yang dipahatkan karakter raksasa.�
Tari Jaranan Buto dalam pementasannya diiringi alunan musik seperti kendang, dua bonang, dua gong besar, kempul terompet, kecer (seperti penutup cangkir) yang terbuat dari bahan tembaga dan seperangkat gamelan. Seni tari jaranan buto dalam perkembangannya memiliki inovasi yang diantaranya adalah variasi musik pengiringnya dan tata rias penarinya, kostum yang dikenakan oleh penarinya mengalami inovasi begitu pesat setiap tahun. "Klimaksnya para penari yang mentas �bisa sampai kesurupan dan asik untuk ditonton," katanya.
Tetapi jangan panik! dalam kesenian masyarakat paling timur ujung Jawa ini, telah dikendalikan pawang yang bertanggung jawab untuk menyadarkan kembali para penari atau penonton yang ikut kesurupan. "Filosofi yang terkandung merupakan perwujudan upaya manusia untuk menjadikan hawa nafsu angkara murka buto di wujudkan gambaran kesatria yang menaiki sosok buto," ujarnya.
Ia juga menambahkan , kesenian ini memiliki beberapa kisah (cerita) dan gerakan tari yang berbeda-beda, sehingga hal ini menjadi sebuah pementasan yang unik. Keunikan seni ini meliputi inti cerita, (sinopsis cerita) kostum penari, dan iringan gamelan yang berbeda dengan kesenian jaranan secara umum. Kesenian Jaranan Buto sendiri adalah akulturasi kesenian jaranan Sendrewi, Pegon dengan budaya lokal Banyuwangi.�
Menpar Arief Yahya yang asli Banyuwangi itu mengapresiasi kinerja Bupati Azwar Anas yang sangat konsisten dan fokus pada festival dan kegiatan pariwisata itu. "Banyuwangi adalah contoh kabupaten yang serius membangun sektor pariwisata dan sukses. Kita tiada hari tanpa bicara pariwisata di Banyuwangi," kata Arief Yahya.
Pariwisata kota yang berjuluk " The Sunrise of Java" memang sedang cemerlang. Bahkan Mantan Dirut Telkom, Arief Yahya itu sudah menobatkan penyelenggara event pariwisata terbaik di Indonesia tahun 2016. Ada 72 event pariwisata yang akan diselenggarakan di Banyuwangi akan disebar di semua kecamatan dan desa pada tahun 2017. "Karena itu dalam seminggu ada lebih dari satu kegiatan," ujarnya.
Kunjungan wisatawan semakin meningkat. Pada 2013, turis lokal mencapai 1.057.952 orang, tumbuh 22% dibanding 2012 sebesar 860.831 orang. Lalu di tahun 2014 kunjungan wisatawan domestik mencapai 1.459.670 orang dan turis asing 30.681 orang, naik 39,5 persen dari 2013. Di tahun 2016 malah lebih dahsyat lagi. Hingga November 2016, Banyuwangi sukses menjaring 75.000 wisman dari target 45.000 orang. Sedangkan untuk wisatawan dalam negeri sudah mencapai 2,7 juta dari target 2,3 juta pengunjung.
Untuk tahun 2017, Target wisatawan mancanegara (Wisman) yang datang ke Banyuwangi adalah 100.000 orang. Semantara target wisatawan domestik adalah 300 ribu orang.� Ekonomi Banyuwangi pun tumbuh sangat baik. Berdasarkan survei independen, belanja turis asing di Banyuwangi sebesar Rp 2 juta per hari per orang. Itu artinya, dari wisatawan asing saja sudah menghasilkan devisa kurang lebih Rp 52 miliar.
Banyuwangi memang belum terkoneksi dengan international airport. Wisman masuk via Bali atau Surabaya. Lumayan, menjadi salah satu atraksi yang mendorong sukses Indonesia meraup 12 juta wisman tahun 2016 lalu.
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4140
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia