BOJA (Lampungpro.com)-Wisata Digital ala Menpar Arief Yahya benar-benar menjadi new hope Wonderful Indonesia. Destinasinya langsung naik panggung sebagai the best digital destinasion in the world, nomor satu di dunia dan menyentuh semua orang di muka bumi.
Kalau tak percaya, tengok saja Pasar Karetan di Radja Pendapa Desa Segrumung, Meteseh, Boja, Kendal, Jawa Tengah (Jateng). Dulunya, kawasan ini dikenal sebagai tempat jin buang anak. Maklum, lokasinya ada di tengah-tengah hutan karet.
Mau googling Radja Pendapa di Google Maps? Pasti tak akan bisa. Pasar Karetan? Juga sama. Sinyal telpon pun enggan masuk ke wilayah ini. Akses jalannya? Juga tak sampai Radja Pendapa. Jalan menuju ke sana hanya tanah. Kalau hujan, dijamin becek. Wilayahnya sepi dan sangat terisolir.
Tapi, itu cerita masa lalu. Mulai tujuh minggu lalu, ceritanya langsung berubah 180 derajat. Kawasan hutan karet yang kerap disebut sebagai tampat jin buang anak disulap menjadi destinasi yang instagramable. Pohon-pohon karet dibalut kain warna-warni. Atasnya, dihias payung, kandang burung dan keranjang salak dari bambu yang diletakkan terbalik.
Hasilnya? Family gathering pun mulai rajin digelar di sana. Nama Radja Pendapa Camp dan Pasar Karetan akhirnya nongol di Google Maps. Sinyal telpon juga langsung masuk. Malah dalam waktu dekat bakal dibangun WiFI Corner di Radja Pendapa Camp.
Crowdnya? Jangan ditanya lagi. Sejak pukul 06.00 pagi, Pasar Karetan sudah diserbu 3000-5000 pengunjung. Bahkan di edisi ke-7 nya, Pasar Karetan sudah mulai dikunjungi turis mancanegara. Ada Bangladesh, Slovakia, Kroasia, Zimbabwe, Malawi, hingga Belarusia yang menginjakkan kaki ke Pasar Karetan.
Raut muka mereka semuanya memancarkan kebahagiaan. Semua terlihat enjoy menikmati asrinya alam yang dipadukan dengan nuansa budaya Jawa yang sangat kental.
Ini tempat terbaik di Jawa Tengah. DI sini bisa makan makanan tradisional. Bisa minum kopi terbaik. Setiap Minggu, sebaiknya datang ke Pasar Karetan. Jangan lupa datang antara pukul 06.00 hingga 11.00 sebelum makanan dan minumannya habis, ujar Alma, wisatawan asal Kroasia, di Pasar Karetan, beberapa waktu lalu.
Alma memang tak asal bicara. Dari mulai stand penukaran uang, tempat selfie, gebyok, gazebo berornamen Jawa, sepeda tua, payung warna-warni, langsung menyambut dengan penuh kehangatan.
Setelah menukar uang dengan girik, pengunjung langsung disambut beragam stand makanan tradisional yang sangat banyak. Mau cari apa? Gendar Pecel, Bandeng Cabut Duri, Nasi Jagung, Urap Mangrove, Buntil? Semuanya ada. Dawet Sukun, Klepon, Ketan Kincow, Stik Mangrove, Rujak, Soto Pandanaran, sampai gorengan pun juga tersedia. Dan semuanya dijamin murah. Harganya ada di kisaran Rp 2500 hingga Rp 10.000.
Luar biasa ya. Baru masuk aja sudah ada lebih dari 10 spot foto selfie yang keren. Masuk ke dalam spot selfienya malah ratusan. Akhir tahun kalau ajak keluarga ke sini pasti seru, ujar Asisten Deputi Pengembangan SDM Aparatur Kementerian Pariwisata Riwud Mujirahayu.
Bahkan tak hanya kuliner, di festival tersebut Anda juga bisa sekalian belanja dan bermain dolanan bocah tempo dulu. Selain itu, ada juga permainan trandisional panahan. Semua spotnya dijamin instgramable. Hasil capture-nya, dijamin layak untuk diposting ke dunia maya. Ini makin membangun rasa optimisme. Destinasinya makin ngehits, berkahnya pun bisa mengalir sampai masyarakat, ujarnya.
Ayu, warga Boja yang dipercaya meng-handle Radja Pendapa Camp juga ikut mengamini. Warga sekitar, menurutnya sangat happy dengan Pasar Karetan. Dari mulai karang taruna, pedagang, hingga mobil odong-odong, semua ikut kebagian rezeki.
Pasar Karetan mengajarkan warga sini menjadi masyarakat mandiri. Semua diajarkan mencari uang dengan cara yang elegan. Parkiran saja per bulannya bisa dapat Rp 7-10 juta. Lima sopir odong-odong bisa mendapatkan Rp 2,5 juta. Belum lagi makanan tradisional yang dijajakan. Semuanya selalu habis. Dan uang-uang tadi langsung mengalir ke masyarakat. Dampak ekonominya sangat dahsyat, ujar Ayu.
Staf Khusus Menpar Bidang Komunikasi Don Kardono juga ikutan happy. Dia mengaku makin confidence, makin yakin, bahwa semakin digital semakin personal. Semakin digital semakin global. Semakin digital semakin professional.
Ini buktinya. Wisata Digital seperti Pasar Karetan akan membuat pariwisata Indonesia melompat lebih tinggi. Ini membuat pariwisata Indonesia berbeda karena di dunia belum ada paket wisata digital ini," kata Don.
Menpar Arief Yahya juga seirama. Dia langsung melayangkan emoji tiga jempol atas keberhasilan Pasar Karetan yang dikelola Generasi Pesona Indonesia (GenPI). Wisatanya menawarkan semua kebutuhan digital. Dan pengunjung bisa mendapatkan foto atau selfie yang jika dilihat di media sosial, lebih indah dari aslinya," katanya.
Pola wisata tersebut, lanjut dia, dipengaruhi akan kebutuhan pengakuan kaum milenial, semakin diakui, maka semakin puas.
�"Ini memenuhi kebutuhan akan pengakuan atau 'esteem'. Kids Zaman Now 70 persen eksis di dunia maya, dunia digital. Media pun sebagai saluran menuju ke sana. Di 2018 ini, saya akan bangun 100 pasar yang instagramable seperti di Pasar Karetan," katanya. (*)
�
Berikan Komentar
Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...
20435
Bandar Lampung
11016
Gerbang Sumatera
4812
377
12-Apr-2025
376
12-Apr-2025
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia