FLORES (Lampungpro.com)-Para seniman di Kota Ende, Flores merayakan�hari lahirnya Pancasila dengan tampil di puncak Gunung Kelimutu dengan mengusung #JayalahPancasila. Semangat juang disampaikan melalui kegiatan prosesi parade kebangsaan yang dilakukan para pemuda-pemudi di Nusa Tenggara Timur (NTT). �
"Presiden Soekarno menemukan Pancasila di Ende karena merenung bersama alam, hewan dan berkomunikasi dengan manusia. Acara ini bentuk kejayaan Pancasila dan kita tegakkan Pancasila bersama alam yang indah dan destinasi yang menawan seperti Danau Kelimutu," ujar Kepala Bidang Wisata Budaya Asdep Segmen Personal Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Wawan Gunawan.
Di Acara festival ini, ratusan pemuda dan pemudi Nusa Tenggara Timur (NTT) dari berbagai agama dan suku berkumpul dan melakoni adegan seni dipimpin oleh Taufik Rahzen. Semua wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara bercampur menikmati keindahan danau yang memiliki tiga warna yang menarik dan seksi dan memiliki udara segar.
Wayang Ajen tampil dengan tema mencari air suci dan keridhaan Tuhan dengan menegakkan Pancasila. "Danau Kelimutu indah, sangat luar biasa, membuat penampilan seniman juga semakin menjiwai bersama alam, mari kita bersatu dengan momentum #JayalahPancasila, " ujarnya.
Hastag #JayalahPancasila yang, sejak subuh 31 Mei 2017 sampai tengah hari masih bertengger di daftar trending topic Twitter nasional. Anak-anak Generasi Pesona Indonesia (GenPI) yang terus memposting tema-tema Pancasila yang membuat merinding masyarakat.
Sejak jelang matahari terbit rombongan wisatawan mancanegara seperti dari Perancis, Itali, Spanyol dan Inggris datang ke puncak Gunung Kelimutu berbaur bersama wisatawan nusantara dan rombongan para seniman yang menyajikan pertunjukan langka. Sebuah kolaborasi hebat yang digagas budayawan Taufik Razen bertajuk performing art untuk Kalimutu yang bermutu.
Tebaran pesona Indonesia menggema di puncak Kelimutu manakala rombongan seniman muda Ende berbaris berderet membentang mengitari tugu dan bersama menyanyikan lagu Indonesia Raya. Lantunan vokal dan ayunan penari Ende serta suara musik gitar dan gesekan biola yang mengalunkan lagu-lagu nasionalis untuk kejayaan Pancasila dan Bangsa Indonesia.
Selain itu, monolog pidato Bung Karno dibacakan oleh seniman asal Bandung Jawa Barat Wawan Sofwan dengan suara berat menirukan vibra Bung Karno, sungguh terasa menggugah hati dengan pekikan #JayalahPancasila. Giliran Wawan Gunawan alias dalang Wawan Ajen yang didaulat oleh Taufik Razen untuk tampil menyajikan monolog wayang ajen dalam lakon semangat Pancasila.
Wawan Ajen tampil secara spontan dengan ekspresif memainkan daun-daun yang menyerupai bayangan gunungan dan wayang kulit. Dikisahkan tokoh Bima dalam semangat dan kesejatiannya dalam mencintai dasar negara, sejatinya Pancasila harus ada dan tertanam dalam hati.
Seperti diketahui, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Asdep Segmen Pasar Personal Kemenpar mendukung acara puncak yang akan dilaksanakan pada 1 Juni 2017 di Lapangan Pancasila, Ende, Flores.
Kabupaten Ende di Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi saksi kehidupan Ir. Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia. Kentalnya nilai sejarah yang dialami Bapak Plokamator yang lahir pada 6 Juni 1901 dengan daerah ini diabadikan melalui event tahunan Parade Pesona Kebangsaan 2017 untuk napak tilas sejarah Bung Karno di Ende.
Tidak hanya soal Bung Karno, di Ende, destinasi wisatanya sangat banyak dan beragam. Selain Taman Renungan Bung Karno dan Rumah Pengasingan Bung Karno, Pesona Ende memiliki Kampung Adat Wolotopo, Danau Kelimutu (Danau Tiga Warna), Museum Tenun Ikat, Pantai Ria atau Pantai Ende, Kampung Adat Jopu, Pasar Tradisional Ende, Pantai Batu Biru, Air Terjun Murondao dan Museum Bahari Ende.
"Danau Kelimutu ini sang Fajar, Pak Soekarno juga Sang Fajar negara kita, untuk kaitannya dengan alam Danau Kelimutu yang indah ini juga bisa dilihat Fajar terbit dengan indah di Danau ini. Jadi sangat layak untuk go international, karena Danau Kelimutu sangat berstandard international," ujar Wawan.
Kemenpar diwakili langsung oleh Deputi Bidang Pengembangan Pamasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti yang akan ikut dalam acara puncak parade.
Ia menjelaskan, parade Kebangsaan ini merupakan kristalisasi kesadaran berbangsa bernegara, yang diselenggarakan oleh berbagai kalangan. Beragam kegiatan (multievent) yang berpuncak pada Upacara Pancasila pada 1 Juni mendatang, untuk mengenang paruh kehidupan Bung Karno di Ende, yang menginspirasi pokok pikiran tentang Pancasila.
"Ini harus jadi momentum kita untuk bersatu, bersama saling menghargai, jayalah pariwisata Indonesia, #JayalahPancasila," ujarnya.
Setelah menggelar renungan malam yang bersifat reflektif yang diselenggarakan di Taman Soekarno. Di Pulau Ende, pada saat yang sama, berbagai kalangan dari seluruh Indonesia juga melakukan renungan malam. Esok harinya mereka melakukan pelayaran fajar dan melakukan ritual di Danau Kelimutu.
Dirinya�juga mengatakan bahwa napak Tilas Alam Soekarno juga menjadi kegiatan yang menarik untuk dikembangkan, sebagai lawatan sejarah dan jalur wisata alam baru dengan latar keindahan alam Flores.
Kegiatan tersebut merupakan lintasan Gunung Meja ke Danau Kelimutu, lalu Karnaval Etnik Alam Terbuka, Lokakarya dan Pembelajaran, serta Prosesi Elang Rajawali yang menjadi simbol Garuda Pancasila.
Menurut Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, Parade Pesona Kebangsaan juga bagian dari upaya memperkuat atraksi sebagai bagian penting dari unsur 3 A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas).
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4140
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia