BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.com): Adanya aksi sayat tangan pakai silet massal di SMPN 1 Gunung Sugih mendapat tanggapan dari berbagai pihak, diantaranya ialah Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Lampung. Kepala BPOM Lampung, Syamsuliani mengatakan akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait. "Kami akan koordinasi untuk melihat kebenarannya," kata Syamsuliani kepada Lampungpro.com, Sabtu (6/10/2018) siang.
Melalui pesan whatsapp, Syamsuliani mengatakan, kasus sayat tangan menggunakan silet yang dilakukan 41 siswa SMP di Lampung Tengah ini juga telah ditangani pihak kepolisian dan dinas kesehatan setempat. Pihaknya mengaku siap jika diminta untuk membantu menangani kasus tersebut. "Kalau diperlukan, kami siap membantu," ujar Syamsuliani.
BACA JUGA: Usai Minum Air Kemasan, Siswa SMP di Lampung Tengah Sayat Tangan Pakai Silet
Sebelumnya, sebanyak 41 Siswa SMP di Lampung Tengah menyayat tangan menggunakan silet. Aksi tersebut terjadi di SMPN 1 Gunungsugih, Lampung Tengah. Sebanyak 41 murid tersebut terdiri dari 33 siswi dan 8 siswa. Hingga kini pihak sekolah belum bisa memastikan penyebab para siswa menyayat tangan.
Sementara, aparat kepolisian setempat menduga perilaku para siswa meniru aksi siswi di SMP di Pekanbaru, Riau. Siswi yang menyayat tangan ini menjadi tren di Youtube. Aksi para siswi di Pekanbaru juga terobsesi karena tontonan yang menjadi tren di media sosial.
BACA JUGA: Empat Psikolog Turun Tangan Atasi Siswa SMP Sayat Tangan di Lampung Tengah
Sebelumnya, sayat tangan massal juga terjadi di SMP di Surabaya, Jawa Timur, yang terjadi karena faktor psikologi. Bupati Lampung Tengah, Loekman Djojosoemarto berharap kasus serupa tidak terjadi lagi. "Dinas pendidikan dan pihak sekolah harus mengawasi, jangan sampai terulang lagi," kata Lukman, Jumat (5/10/2018).
Terungkapnya perilaku negatif para siswa di Lampung Tengah ini berawal dari kecurigaan seorang guru. Saat sedang pelajaran olahraga, tampak beberapa luka di garis tangan sejumlah siswa. Pihak sekolah kemudian melakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Hasilnya, sebanyak 33 siswi dan 8 siswa dari 20 kelas, terbukti melakukan aksi menyayat tangan.
Pengakuan para siswa tersebut mengatakan bahwa sebelum menyayat tangan, mereka mengonsumsi minuman kemasan seharga Rp1 ribu yang dijual di kantin sekolah. Namun, setelah ditelusuri lebih lanjut, para siswa terobsesi dari tayangan video di Youtube. Tontonan tersebut kemudian dipraktikkan dan diperlihatkan kepada setiap teman.
Kepala SMPN 1 Gunungsugih, Suharno mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan terkait penyebab para siswa menyayat tangan akibat halusinasi akibat mengonsumsi minuman ringan atau faktor lain. "Ada yang mengaku minum minuman ringan di kantin, ada yang juga tidak mengkonsumsi," kata dia. (SYAHREZA/PRO3)
Berikan Komentar
Saya yakin kekalahan Arinal bersama 10 bupati/walikota di Lampung...
1746
Lampung Selatan
21777
Humaniora
2891
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia