Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Sukseskan Dieng Culture Festival 2017, Ratusan Homestay Dipercantik
Lampungpro.co, 01-May-2017

1007

Share

Sedangkan pemilik Adenium mengatakan akan membongkar homestay-nya. "Menambah kamar di lantai bawah maupun atas. Lantai paling atas jadi kamar double bed dengan kamar mandi dalam," ujar Siti Cholifah, pemilik Adenium.

Penambahan kamar itu dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan wisatawan saat DCF. Pada tahun 2016 lalu, pengunjung DCF mencapai 150 ribu orang. Mereka memang menginap tidak hanya di Dieng Kulon tetapi juga di Dieng Wetan, Kepakisan, Pathak Banteng dan desa-desa di sekitar.�Namun, Dieng Kulon sebagai tuan rumah DCF harus lebih siap. Termasuk menerima tamu dengan penuh keramahan.

Dieng Culture Festival 2017 dengan tema The Spirit of Culture berisikan sejumlah acara. Di antaranya Sendratari Rambut Gembel, Jazz Atas Awan, Festival Caping Gunung, Ritual Cukur Rambut Gembel, Akustik Atas Awan, Kirab Budaya, Parade Kesenian, Pesta Lampion, Ekspo UKM dan Purwaceng.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menempatkan homestay desa wisata itu sebagai top three atau tiga program utamanya. Selain Go Digital dan Air Connectivity.

Homestay itu adalah sharing economy yang diharapkan bisa meningkatkan taraf hidup dan ekonomi masyarakat, karena di pariwisata itu benefit langsung dirasakan oleh masyarakat.

Homestay itu, menurut Menteri Arief Yahya, harus dikembangkan lebih banyak dan cepat di tanah air. Pertama, jumlah kamar hotel untuk target 20 juta wisman 2019, pasti tidak cukup.

Sedangkan membangun hotel baru, juga tidak bisa cepat dan tidak bisa masif. "Homestay adalah solusinya," kata Arief Yahya yang menyebut sharing economy atau dalam bahasa Presiden Jokowi disebut ekonomi gotong royong.

Kedua, homestay memperkuat karakter ke-Indonesiaan dengan arsitektur nusantara. Memgembalikan ciri khas budaya lokal dari heritage building, yang bisa memperkuat atraksi wisata di daerah.

"Di Jawa, misalnya menggunakan konsep joglo pendopo. Di Sumbar dengan begonjong. Di Sumateri Bagian Utara dengan rumah panggung Melayu dan lainnya," kata Menteri Arief.

Menpar Arief Yahya bahkan meminta ada karakter ke-Indonesiaan dari bahan bangunannya. Gunakan bambu, pohon nyiur, rotan, atau produk asli Indonesia lain yang tidak akan kesulitan mencari bahan bakunya.

Lebih eco-green, mudah dan murah maintenance-nya. "Tetapi tetap artistik dan menjadi atraksi yang kuat karena culture-nya," kata dia.

Ketiga, digitalisasi homestay desa wisata. Kemenpar memfasilitasi semua homestay dan pondok wisata untuk go digital. Free mendapatkan website developer yang sudah commerce. Free booking system dan payment engine hingga Free asistensi sampai bisa mengelola sendiri web untuk promosi.

"Saya masih siapkan aplikasi untuk buat laporan keuangan, laba rugi, neraca dan cashflow. Tiga itu sudah cukup untuk menaikkan level cara berpikir sebagai industri," kata Arief Yahya

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Eva Dwiana Lanjut, Banjir Bandar Lampung Bakal...

Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...

4143


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved