Bongkar muat pupuk urea di Pelabuhan Panjang, Bandar Lampung. LAMPUNGPRO>CO

BANDAR LAMPUNG (Lampungpro.co): Provinsi Lampung mencatat perolehan alokasi pupuk bersubsidi sepanjang sejarah. Untuk pertama kali, Lampung berada di posisi tiga nasional setelah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Biasanya, alokasi Lampung paling tinggi di posisi empat setelah Jawa Barat.

Alokasi itu tertuang dalam Peraturan Menteri (Permentan) Nomor 01 Tahun 2020 tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2020 yang terbit Kamis (2/1/2020). Kenaikan alokasi pupuk Lampung cukup fantastis yakni 49,9%.

"Kita patut bersyukur atas kenaikan. Semoga dapat membantu program Kartu Petani Berjaya yang dicanangkan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi. Walau kenaikan itu belum sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan riil pupuk bersubsidi," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura, Provinsi Lampung Kusnardi, kepada Lampungpro.co, Jumat (3/1/2020).

Berdasarkan Permantan itu, tahun ini jatah pupuk bersubsidi Lampung yakni 728.873 ton. Perinciannya, urea bersubsidi 314.087 ton, SP-36 56.668 ton, ZA 51.486 ton, NPK 250.487 ton, dan 56/145 ton. Sedangkan pada 2019, total jatah Lampung 496.468 ton.

Menurut Kusnardi, dengan terbitnya Permantan itu, pihaknya segera berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota se-Lampung untuk segera membuat Surat Keputusan (SK) agar produsen bisa segera menyalurkan pupuk bersubsdi. Penyaluran pupuk bersubsdi ini dilaksanakan PT Pupuk Indonesia yang ditunjuk oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Untuk urea ditangani PT Pusri, sedangkan SP-36, ZA, NPK, dan pupuk organik ditangani PT Petrokimia Gresik. (PRO1)