BALI (Lampungpro.com)-Pesona Aceh menuai sukses di Jogjakarta pada April lalu. Kali ini Provinsi Nangroe Aceh Darussalam membidik Pulau Dewata Bali untuk mempromosikan pariwisata Aceh dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) dan�Buleleng Expo 2017 yang digelar 17-21 Mei 2017 di Eks Pelabuhan Buleleng, Singaraja, Bali. Event tersebut dimanfaatkan untuk menjaring banyak wisman ke Aceh.
Tim kesenian dari Sanggar Cut Nyak Dhien Meuligo binaan Niazah A Hamid ikut diboyong ke destinasi wisata terbaik dunia 2017 versi TripAdvisor. Di Bali, mereka tampil dengan sejumlah tarian unggulan Aceh yang sudah mendunia.
Wisman memang pantas terpukau menyaksikan Tari Saman. Salah satu tarian terindah dan tersulit untuk dilakukan yang sudah diakui dunia itu sudah dipertontonkan band dunia sekaliber Coldplay di single 'Amazing Day' dalam Album A Head Full of Dreams. Tarian ini juga sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda milik dunia.
Ada dua industri Pariwisata Aceh yang ikut dalam pameran tersebut. Dua-duanya punya nama besar. Di barisan pertama, ada Aceh Great Wall Tour. Satunya lagi Asoe Nanggroe Wisata. Keduanya menjual paket-paket wisata menarik serta ragam produk unggulan Aceh, seperti kopi, pakaian adat dan cinderamata khas Aceh.
Menpar�Arief Yahya memang tidak ada lelahnya memberikan semangat mendorong pariwisata Indonesia agar lebih maju ke semua pihak. Termasuk mendorong Aceh agar selalu mengobarkan semangat memajukan pariwisata Indonesia ke daerah mananpun.
Kata menpar, langkah Aceh untuk menjadikan family friendly destination sebagai core economy daerah sudah tepat. Pertama, sejak tahun 2014 terjadi ledakan pasar wisata halal di dunia. Size pasar wisata halal sangat signifikan. Dari 6,8 miliar penduduk dunia, 1,6 miliar adalah muslim dan 60 persen di bawah usia 30 tahun. Jika dibandingkan dengan total penduduk Tiongkok 1,3 miliar orang dengan 43 persen di bawah usia 30 tahun.
"Total pengeluaran wisatawan muslim dunia USD 142M, hampir sama dengan pengeluaran wisatawan Tiongkok USD 160M yang sekarang ini menjadi rebutan seluruh negara di dunia, terutama yang mengembangkan pariwisata, Aceh sudah tepat dan harus terus ditingkatkan dengan konsisten," ujar Menpar.
Kedua, dari sisi sustainability atau growth wisata halal juga memperlihatkan kenaikan yang signifikan, yakni 6,3 persen. Lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan dunia, 4,4 persen, lebih besar dari rata-rata growth China 2,2 persen dan ASEAN 5,5 persen.
Data dari Comcec Report February 2016, Crescentrating, tahun 2014 ada 116 juta pergerakan halal traveler. Mereka memproyeksikan pada tahun 2020 akan menjadi 180 juta perjalanan atau naik 9,08 persen. Di Indonesia juga naik dalam tiga tahun terakhir rata-rata 15,5 persen.
Ketiga, spread atau benefit-nya juga besar. Rata-rata wisman dari Arab Saudi membelanjakan USD 1.750 per kunjungan. Uni Arab Emirate (UAE) USD 1.500 per kepala. Angka itu jauh lebih besar dari-rata-rata wisman dari Asia yang berada di kisaran USD 1.200.
"Karena itu sudah memenuhi syarat 3S, size, sustainable�dan spread. Ini menjadi alasan paling kuat, mengapa Aceh harus menetapkan pariwisata sebagai portofolio bisnisnya. Menjadikan halal tourism sebagai core economy-nya," ujar pria asli Banyuwangi itu. (*)
Berikan Komentar
Sebagai salah satu warga Bandar Lampung yang jadi korban...
4132
Universitas Lampung
Universitas Malahayati
Politeknik Negeri Lampung
IIB Darmajaya
Universitas Teknokrat Indonesia
Umitra Lampung
RSUDAM Provinsi Lampung
TDM Honda Lampung
Bank Lampung
DPRD Provinsi Lampung
DPRD Kota Bandar Lampung
DPRD Kota Metro
Pemrov Lampung
Pemkot Bandar Lampung
Pemkab Lampung Selatan
Pemkab Pesisir Barat
Pemkab Pesawaran
Pemkab Lampung Tengah
Pemkot Kota Metro
Pemkab Mesuji
Pemkab Tulangbawang Barat
Suaradotcom
Klikpositif
Siberindo
Goindonesia