Geser ke atas
News Ekbis Sosok Halal Pelesir Olahraga Nasional Daerah Otomotif

Kanal

Bachtiar Basri, Benteng Etika Politik
Lampungpro.co, 17-Sep-2017

Amiruddin Sormin 3473

Share

Selama ini, saya termasuk golongan yang memandang politik itu dunia abal-abal. Dunia yang jangankan omongan orang lain, omongan dirinya sendiri pun tak dipercaya.

Contoh ekstrim itu paling mudah ditemukan di Lampung. Mencari contoh pakem politik tidak ada kawan atau lawan sejati yang ada adalah kepentingan itu, paling mudah di Lampung. Dalam waktu singkat, kita bisa menghitung lusinan orang-orangnya.

Namun sepekan terakhir, saya mulai mengurangi sedikit apatisme ketika melihat sosok Bachtiar Basri. Bukan karena sosoknya sebagai Wakil Gubernur Lampung, tapi sebagai Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Provinsi Lampung. Om Bah, begitu sapaan akrabnya, mematahkan argumen saya bahwa politik itu dunia abal-abal.

Cukup lama saya tertegun di depan laptop membaca status Facebook-nya, pada 14 September 2017. "Pertanyaan FB pagi ini yang saya pikirkan, tentang adanya sinyalemen yang mengatakan saya bersedia untuk jadi wakil Gubernur dengan siapa saja. Saya jawab tidak benar, karena saya tidak akan berubah dengan apa yang pernah saya katakan bahwa saya hanya bersedia menjadi wakil Gubernur hanya apabila bersama dengan M. Ridho Ficardo. Lain tidak."

Pikiran liar saya pada saat itu, hanya ada satu; Om Bah pasti bakal disingkirkan. Bukan karena dia ogah berpasangan dengan Arinal Djunaidi yang direkomendasikan PAN menuju Pilgub 2018, tapi karena sikapnya yang dianggap aneh dan asing di pentas politik.

Pikiran liar itu mulai jadi kenyataan. Mesin-mesin partai mulai bergerak menyingkirkannya. Om Bah tak perlu lagi mendapat pancaran sinar matahari. Dan benar, sinar matahari itu mulai meredup dan meninggalkan Om Bah.

Tapi Om Bah tidak dalam kegelapan. Ribuan cahaya lilin kini tiba-tiba hidup di sekelilingnya. Menyingkirkan Om Bah dengan berbagai dalih bisa saja dicari. Tapi Om Bah telah menghidupkan asa orang banyak bahwa politik itu juga perlu etika.

Om Bah menujukkan kepada kita betapa pentingnya menjaga etika, bahwa politik juga membutuhkan orang yang omongannya bisa dipegang dan dipercaya. Bukan sekumpulan orang-orang berslogan 'Membela yang Bayar'.


Tabik puunnnn..........

 

Amiruddin Sormin
Wartawan Utama

Berikan Komentar

Kopi Pahit

Artikel Lainnya
Lampung Dipimpin Mirza-Jihan: Selamat Bertugas, "Mulai dari...

Dukungan dan legacy yang besar, juga mengandung makna tanggung...

23558


Copyright ©2024 lampungproco. All rights reserved